Di rumah Keluarga Seung jo. Seung jo akan meninggalkan rumah lagi. Ibu Seung jo mengantarkan Seung jo sampai depan pintu.
Ibu Seung jo : Kau sudah akan pergi. Ini sudah telat, tinggalah dan tidur kembali.
Seung jo : tidak terimakasih. Aku harus meminjam beberapa buku, jadi aku harus segera pergi.
Ibu Seung jo : Seung jo, kau harus menghentikan hal ini, kembalilah ke rumah sekarang. Aku tau, kau tinggal sendirian seperti ini untuk masa depanmu. Tapi bagaimana dengan impianku untuk tinggal dengan bahagia bersama-sama. Kita semua tinggal dengan kebersamaan. Kau hanya membuat hal ini sulit bagi ha-ni. Bila dilihat dari berbagai hal, Ha-ni mungkin berpikir bahwa dia adalah penyebab kau meninggalkan rumah. Jadi ubahlah sedikit sikapmu untuk lebih memperhatikan Ha-ni dan menjaganya.
Seung jo : Ibu, tolong izinkan aku untuk memilih keputusanku sendiri. Aku tidak ingin dipengaruhi oleh siapapun.
Ibu Seung jo : Seung jo.
Seung jo : Aku tidak ingin tinggal di rumah ini jadi kenapa aku harus tinggal. Kau membawa Ha-ni kembali ke rumah kita tanpa menanyakan pendapatku atau pertimbangan perasaanku. Jadi karena itu, lakukan apapun yang ingin kau lakukan ibu.
Ibu Seung jo sangat sedih dengan kepergian Seung jo dan dengan semua perkataan Seung jo. Ayah Seung jo yang melihat hal itu mencoba untuk menenangkan ibu Seung jo. Ibu Seung jo berkata bahwa Seung jo pergi untuk belajar mandiri dan mencari impiannya, tapi sikap Seung jo belum juga berubah sampai saat ini. Ia masih tidak peduli dengan lingkungannya. Ibu Seung jo menyarankan agar Ayah Seung jo dapat menasehati Seung jo. Tapi, Ayah Seung Jo berkata, "biarlah Seung jo yang memutuskan sendiri."
Ayah Seung jo mengkhawatirkan keadaan kesehatan Seung jo, ia menanyakan pada Ibu Seung jo apakah Seung jo makan dengan baik. Ibu Seung Jo teringat kalau wajah Seung jo jadi agak kurusan. Ayah Seung jo berkata, "paling tidak, sampai ia membuat keputusannya sendiri ia harus sehat."
Ha-ni dan kedua sahabatnya berada di restaurant milik ayah Ha-ni. Mereka tengah menikmati hidangan yang diberikan. Mereka juga saling berbagi cerita satu sama lain. Mereka saling menceritakan kesibukan mereka masing-masing. Ha-ni tidak melihat Joon Gu di restaurant jadi ia menanyakan dimana keberadaan Joon Gu. Ayah Ha-ni mengatakan kalau Joon Gu sedang sibuk dengan masakannya. Ha-ni dan kedua sahabatnya juga membicarakan tentang reuni SMA yang akan dilaksanakan, Ha-ni senang mendengar hal itu. Ha-ni teringat Baek Seung jo yang sangat tampan saat menggunakan seragam apalagi saat menggunakan seraga musim dingin.
Menuju ke kampus, Ha-ni menggunakan sepeda. Di jalan ia bertemu dengan Seung jo, Ha-ni menghentikan sepedanya tepat di samping Seung jo. Seung jo berbalik melihat Ha-ni.
Ha-ni : Kau sudah dengar tentang hal itu?
Seung jo : apa?
Ha-ni : Akan ada sebuah reuni SMA dan dress codenya adalah seragam sekolah kita yang lama. Bukankah itu sangat menyenangkan?
Seung jo : Siapa yang menemukan ide kekanak-kanakan itu? Aku sudah mendengarnya dan aku tidak tertarik dengan hal itu.
Ha-ni : tapi, aku sangat bersemangat dengan hal itu. Kita akan bertemu teman-teman lama kita. Kenapa kau begitu kaku, Seung jo?
Seung jo : Jika kau menyukainya pergilah.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri tapi kata-katanya terdengar oleh Seung jo: dasar... Aku tidak dapat memahami apa yang sebenarnya ia pikirkan.
Mendengar apa yang dikatakan Ha-ni, Seung jo menatapnya dingin. Tapi ia tidak telalu menghiraukan hal itu, Seung jo langsung pergi meninggalkan Ha=ni.
Di rumah keluarga baek Seung jo.
Ha-ni bercerita pada Ibu Seung jo kalau Seung jo tidak akan pergi ke pesta reuni itu, karena Seung jo beranggapan kalau hal itu sangat kekanak-kanakan.
Ibu Seung jo jadi teringat saat ia dan Ayah Seung jo berpacaran saat mereka SMA. Ibu Seung jo menceritakan hal yang paling bekesan saat ia dan Ayah Seung jo berkencan pada masa itu. Ha-ni pun mengungkapkan perasaannya tentang hal yang tidak pernah akan ia lupakan.
Ha-ni : Untukku, Aku tidak akan pernah lupa saat Baek Seung jo berada di malam perpisahan SMA. Ketika dia berbicara di depan umum.
Ha-ni membayangkan kembali saat Seung jo berpidato di malam kelulusan SMA. Seung jo mengulangi kata-kata yang pernah Ha-ni katakan padanya.
Seung jo : Aku akan melakukan hal yang aku sukai dan aku akan bahagia dengan melakukan hal itu.
Kembali ke keadaan nyata. Ha-ni meneruskan perkataan baek Seung jo, : Setiap orang, dimanapun itu berada, kau harus melakukan hal yang kau sukai.
Tiba-tiba Ibu Seung jo memiliki ide agar Seung jo pergi ke acara reuni itu. Belum sempat Ibu Seung jo mengatakan idenya, Eun jo langsung berkata bahwa ia mencium bau gosong. Refleks, Ha-ni dan Ibu Seung jo berteriak bersamaan melihat baju yang tengah disetrika oleh Ibu Seung jo menjadi gosong.
Ha-ni tengah mempesiapkan dirinya untuk pergi ke acara reuni itu. Saat tengah merapikan bajunya, Ha-ni menemukan sesuatu di dalam saku almamater SMAnya itu. Ha-ni menemukan sebuah daun. Ha-ni jadi teringat mimpinya saat pertama kali ia bertemu dengan Seung jo.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri : ini adalah benda saat aku bertemu dengan Seung jo di dalam mimpi adalah sebuah daun. (hah, berarti mimpinya nyata dong, kan daunnya ada di kehidupan nyata. he.)
Menggunakan seragam SMA itu, Ha-ni jadi teringat tentang segala hal yang berhubungan dengan kisahnya di SMA. Saat Seung jo memberikannya nilai D bukan nilai F.
Ha-ni datang ke pesta reuni SMAnya itu. Ia melihat kesekeliling tapi ia tidak bisa menemukan Seung jo. Sepertinya Seung jo tidak datang. Kemudian Ha-ni bertemu dengan kedua sahabatnya. Kedua teman Ha-ni menanyakan kenapa Ha-ni tidak menjawab panggilan mereka. Ha-ni berkata bahwa ia tidak diperbolehkan membawa handphone oleh Ibu Seung jo.
Kedua sahabat Ha-ni bertanya, apakah Joon Gu datang juga ke acara reuni ini. Ha-ni bilang bahwa Joon Gu sedang sibuk di restaurant. Ha-ni menanyakan pada kedua sahabat Ha-ni mengenai kedatangan Seung jo. Mereka menunjuk dimana Seung jo duduk.
Seung jo datang ke pesta reuni itu tapi ia tidak memakai seragam yang lengkap.
Seung jo : kenapa kau tidak membawa handphone? (jjah.. ternyata Seung jo cuma disuruh mengantarkan handphone Ha-ni oleh Ibu Seung jo.)
Seung jo hendak meninggalkan pesta reuni itu tapi ia bertemu dengan sahabat lamanya, kemudian mereka saling berbincang satu sama lain mengenai kuliah mereka masing-masing. Mereka duduk tak jauh dari tempat Ha-ni duduk, jadi apa yang mereka bicarakan Ha-ni mendengarnya.
Salah satu sahabat Seung jo menanyakan pada Seung jo, apakah Ha-ni itu pacarnya sekarang.
Seung jo : Pacar? Membosankan. Aku tidak akan melakukan hal yang tidak berguna itu.
Ha-ni kesal mendengar hal itu, ia langsung pergi menjauhi Seung jo. Seung jo memperhatihan saat Ha-ni pergi.
Pesta Reuni diramaikan oleh sebuah band indie, saat tengah menonton performance band indie itu, diam-diam Ha-ni memperhatikan Seung jo dari jauh. Yang lain tampak bergembira tapi Seung jo malah sebaliknya. Seung jo terlihat murung, melihat Seung jo seperti itu Ha-ni khawatir. Tapi Ha-ni mencoba untuk menikmati suasana, ia kembali mendengarkan band indie, beberapa saat kemudian saat Ha-ni menengok ke arah Seung jo duduk, Seung jo sudah tidak ada ditempatnya. Yang ada hanya jaketnya yang tertinggal.
Dalam perjalanan pulang, Ha-ni memikirkan Seung jo. Ha-ni berbicara pada dirinya sendiri : Itu terlihat sangat menyenangkan setelah Seung jo bertemu dengan teman-temannya, setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Tapi, tiba-tiba Seung jo pergi tanpa pamit. Apakah ia sakit?
Seung jo tengah memikirkan tentang masa depannya. Satu sisi ia harus mengelola perusahaan ayahnya, seperti yang ayahnya inginkan. Seung jo membayangkan kembali perkataan Ha-ni, bahwa Seung jo lebih pantas untuk menjadi dokter karena Seung jo dapat membantu banyak orang.
Kemudian, Ha-ni datang. Ia membawakan jaket Seung jo yang tertinggal di acara pesta reuni.
Ha-ni : apakah aku boleh duduk?
Seung jo : seperti yang kau harapkan.
Ha-ni : Apa yang kau khawatirkan. Ayolah, ceritakan padaku. Bukankah lebih menyenangkan bagi mereka yang saling bercerita tentang kekhawatiran atau tentang kebahagiaan. Aku akan membantumu.
Seung jo tersenyum mendengar perkataan Ha-ni.
Ha-ni : Seperti saat aku merasa sangat khawatir, kedua sahabatku pun tau tentang kekhawatiranku. Aku merasa seluruh beban berat di pundakku terasa hilang.
Seung jo : Aku akan terjun ke dunia kesehatan. Aku akan mendaftar untuk program kesehatan. Meskipun aku tidak tahu apakah itu baik atau tidak. Tapi, itu sangat coocok untuku. Untuk pertama kalinya, aku menemukan apa yang aku inginkan.
Ha-ni : Seung jo ..
Seung jo : Jangan ceritakan pada siapapun, terutama pada keluargaku. Jangan menyebarkan berita ini kesemua tempat. Apa kau mengerti?
Ha-ni : tentu. Kenapa aku harus menyebarkan rumor ini?
Seung jo pergi meninggalkan Ha-ni. Ha-ni masih terus memperhatikannya. Dan ia tersenyum karena hanya dirinyalah yang mengetahui hal itu.
Di lapangan tennis, Kyung soo sedang berpidato sendirian, hanya ada satu anggota grup yang mendengarkan. Mereka kemudian mendiskusikan tentang pesta peringatan anniversary tennis club. Kyung soo menanyakan apakah He-ra akan datang ke pesta yang ia buat. Anggota tennis berkata bahwa bila Seung jo datang maka He-ra akan datang juga. Maka Kyung soo segera menyetujui hal itu dan ia pergi untuk meminta nasehat Ha-ni.
Ha-ni sedang berada di fakultas kedokteran. Ia ingin mengetahui seperti apa fakultas ini. Ha-ni berpikir bahwa fakultas ini adalah fakultas yang paling sibuk, Seung jo harus berusaha keras untuk itu. Dan Ha-ni mungkin akan jarang melihat Seung jo bila Seung jo masuk ke fakultas ini.
Ha-ni bertemu dengan Kyung soo. Kyung soo menjelaskan pada Ha-ni bahwa tennis club akan membuat sebuah pesta dan Kyung soo mengharapkan pada Ha-ni agar ia berbicara pada seung jo untuk datang ke pesta itu. Karena bila, Seung jo datang maka He-ra pun akan datang.
Kyung soo melihat Seung jo dan ia langsung mendorong Ha-ni untuk berbicara pada Seung jo.
Seung jo : kenapa kau mengikutiku?
Ha-ni : tidak. (Ha-ni mengikuti Seung jo dari belakang)
Sedangkan dari kejauhan Kyung soo memohon-mohon pada Ha-ni untuk berbicara pada Seung jo.
Ha-ni berbicara pada Seung jo kalau ia pertama kali datang ke fakultas ini.
Ha-ni : kenapa kau datang ke sini? Padahal bukan saatnya untukmu memilih kejuruan.
Seung jo : Aku datang ke sini untuk menemui profesor.
Ha-ni : untuk apa?
Seung jo : Apakah kau akan mengerti bila aku menceritakannya?
Ha-ni : Jangan memandang rendah aku.
Ha-ni memberitahu Seung jo bahwa hari ini ayahnya akan check up kesehatannya ke rumah sakit.
Keluarga Seung jo berkumpul di ruang keluarga. Mereka tengah membicarakan tentang hasil kesehatan Ayah Seung jo. Ibu Seung jo membaca lembaran laporan kesehatan Ayah Seung jo, tapi Ibu Seung jo tidak mengerti dengan apa yang tertera di lembaran itu. Kemudian Seung jo membacanya dan ia menguraikan maksud dari lembaran laporan kesehatan itu. Ibu Seung jo sangat kagum melihat anaknya sangat jenius. Eun jo bilang kalau Seung jo bisa menjadi seorang dokter karena ia sangat jenius.
Ha-ni datang ke restaurantnya, ia bertemu ayahnya.
Ayah Ha-ni menceritakan tentang perubahan sikap Joon Gu, Joon Gu menjadi sangat rajin. Joon Gu bekerja keras untuk membuat masakan yang sangat lezat. Ha-ni sangat senang mendengarnya.
Joon Gu menyiapkan hidangan khusus untuk Ha-ni. Ha-ni mencicipi masakan itu dan Ha-ni berkata "ini sangat lezat. Kau berhasil." Joon Gu sangat senang, Joon berkata "saat aku selesai membuat suatu makanan, aku ingin kau yang pertama kali mencicipinya, Ha-ni." Ha-ni tersenyum, ia sangat tersentuh.
Ha-ni memberanikan diri untuk bertemu dengan He-ra. Ia ingin membicarakan tentang party tennis club. Ha-ni menanyakan pada He-ra apakah He-ra akan menghadiri pesta itu. He-ra menjawab tidak, karena He-ra pikir itu tidak penting.
Karena Ha-ni khawatir bila He-ra mengikuti pilihan Seung jo (memilih fakultas kedokteran), lalu Ha-ni menanyakan pada He-ra fakultas apa yang akan He-ra pilih. He-ra mulai curiga pada Ha-ni. He-ra bertanya apa alasan Ha-ni menanyakan hal itu pada He-ra. Ha-ni berkata, apakah He-ra akan memilih jurusan seperti yang dipilih oleh Seung jo. He-ra tertawa, ia berkata "meskipun aku menyukai Seung jo, aku tidak akan memilih jurusan yang telah ia pilih. Aku akan melakukannya sesuai dengan keinginanku. Karena ini hidupku."
Di kampus. Ha-ni sedang bersepeda, ia melihat Seung jo hingga sepeda Ha-ni sedikit membentur kursi taman. Hampir saja Ha-ni jatuh, kalau keseimbangannya tidak sesuai.
Seung jo: kau harus hati-hati.
Seung jo berjalan ke arah kursi taman dan duduk di sana.
Seung jo ; Sedang apa kau? kalau kau ingin di sini, duduklah.
Ha-ni : Joon Gu sedang berusaha keras untuk menjadi chef dan He-ra pun telah memilih apa yang seharusnya ia pilih. Kedua sahabatku juga melakukan hal yang sama.
Seung jo : Dan kau belum melakukan apapun? Itukah maksudmu?
Ha-ni menggangguk.
Ha-ni : aku juga punya mimpi.
Seung jo : apa? Melakukan segala sesuatu bersama denganku? Ceritakan padaku tentang mimpimu itu. Aku akan mendengarkannya.
Ha-ni : Seung jo kau adalah dokter disebuah desa kecil dan aku akan menjadi perawat yang akan membantumu. Kau akan menetap di sebuah rumah sakit kecil. Dan aku akan sekuat tenaga membantumu. Seperti membantu menenangkan tangis anak kecil atau sesuatu hal yang lainnya.
Tapi.. Itu hanya sebuah mimpi. Contohnya, saat kau mengatakan kalau kau ingin menjadi seorang pilot kemudian aku akan menjadi seorang pramugari. Dan bila kau ingin mejadi seorang pemain golf, maka aku akan menjadi caddy. Intinya, mimpiku sangat sederhana, dan melakukan hal yang sangat menyenangkan.
Seung jo menjelaskan bahwa impian Ha-ni itu impian yang tidak sesuai dengan kenyataan, tapi Ha-ni harus berusaha untuk mewujudkannya.
Di kelas. Seung jo mendapatkan telepon dari Ayahnya, ia ingin berbicara dengan Seung jo.
Ayah Seung jo marah besar setelah ia tahu bahwa Seung jo akan memilih fakultas kedokteran tanpa memberitahu keputusan itu pada Ayahnya terlebih dahulu. Saat tengah meluapkan kekesalannya, tiba-tiba Ayah Seung jo merasa kesakitan di bagian jantung. Dan akhirnya Ayah Seung jo pingsan.
Ayah Seung jo dibawa ke rumah sakit. Ibu Seung jo dan Ayah Ha-ni membicarakan tentang penyakit yang diderita Ayah Seung jo. Sudah lama kesehatan Ayah Seung jo memburuk, tapi Ayah Seung jo tidak menampakkan hal itu. Ayah Ha-ni menyarankan Ibu Seung jo untuk tabah.
Ha-ni pamit pada Ibu Seung jo, ia harus kembali ke rumah untuk menemani Eun jo yang tinggal sendirian di rumah. Ibu Seung jo mengizinkannya dan ia menyuruh Seung jo untuk mengantarkan Ha-ni. Besok mereka akan kembali ke rumah sakit.
Di perjalanan pulang. Ha-ni berkata pada dirinya sendiri : ini sangat sulit untuk semua orang. Walaupun sedikit, aku ingin membantu juga.
Di lapangan tennis, setelah berlatih tennis He-ra menghampiri Kyung soo. Mereka tengah membicarakan tentang pesta club tennis yang akan diadakan, He-ra tidak mengatakan ia tidak akan datang dan ia malah memberikan uang pada Kyung soo untuk biaya pesta itu. Karena He-ra tahu, Kyung soo sudah menghabiskan banyak uangnya untuk pesta club tennis itu. Lalu He-ra mengajak Kyung soo untuk makan siang bersama, tapi Kyung soo menolak, ia lebih suka makan hot dog karena menyehatkan. Walaupun Kyung soo hanya memiliki satu hot dog, itu akan mengenyangkannya. Mendengar hal itu, He-ra pamit untuk pergi.
Seung jo tengah membicarakan tentang penyakit ayahnya, Seung jo tau banyak tentang penyakit itu. Dokter mengatakan untuk memulihkan kesehatan Ayah Seung jo, ia harus istirahat dalam jangka waktu yang lama.
Seung jo kembali ke ruang inap Ayahnya. Ia melihat ayahnya tengah berbincang-bincang dengan seseorang, ibu memberitahukan bahwa orang itu adalah tangan kanan Ayah Seung jo. Karena Seung jo tau, ayahnya tidak boleh banyak pikiran karena hal itu akan memperburuk kesehantannya, maka Seung jo ingin menghentikan pembicaraan mereka tapi Ibu Seung jo tidak memperbolehkannya. Ibu Seung jo tahu bahwa Ayah Seung jo bukan orang yang mudah dibujuk bila mengenai pekerjaan.
Dan saat tengah berbincang-bincang, apa yang Seung khawatirkan terjadi. Kesehatan Ayah Seung jo semakin memburuk. Beberapa dokter langsung segera menanganinya.
Agar kesehatan ayahnya kembali pulih, tidak boleh ada pengunjung yang mengunjungi Ayah Seung jo. Ibu Seung jo menceritakan penyebab sakitnya Seung jo, ini mengenai keadaan perusahaan yang semakin memburuk dan kacau. Ibu Seung jo tidak tahu harus berbuat apa, ia menangis. Seung jo sadar apa yang seharusnya ia lakukan. Seung jo memutuskan untuk mengurus masalah kantor ayahnya sampai Ayah Seung jo pulih. Walaupun Seung jo tidak mempunyai pengalaman mengenai bisnis, sebisa mungkin ia akan berusaha untuk menghandle masalah yang terjadi di perusahaan keluarganya.
Ha-ni dan Ibu Seung jo tengah mempersiapkan beberapa makanan untuk dibawa ke rumah sakit. Ibu Seung jo memberitahu Ha-ni bahwa akhirnya Seung jo yang akan mengurus perusahaan dan Seung jo akan kembali ke rumah. Ha-ni bahagia mendengar hal itu. Ibu Seung jo menitipkan rumah pada Ha-ni. Dan Ibu Seung jo berpesan agar Ha-ni dapat menikmati waktu bersama dengan Seung jo saat semua orang tidak ada di rumah.
Seung jo datang ke perusahaan ayahnya, ia sangat kaget mengetahui keadaan kantor yang terlihat tidak beraturan. Manager atau tangan kanan Ayahnya yang kemarin datang ke rumah sakit, mempersilakan Seung jo untuk ke ruangannya. Manager itu juga memperkenalkan Seung pada para pegawai. Beberapa perempuan dari mereka sibuk membicarakan ketampanan Seung jo (hahai)
Seung jo diberikan banyak dokumen mengenai perusahaan oleh manager. Dan mereka akan rapat jam 11. Setelah manager keluar dari ruangan Seung jo, para pegawai yang lain langsung menghampiri manager itu dan menanyakan apa yang akan terjadi pada mereka, apa yang Seung jo katakan, apakah akan ada perubahan struktur kepengurusan di perusahaan ini, atau ada beberapa dari mereka yang akan dipecat dan beberapa karyawan perempuan menanyakan apakah Seung jo sudah punya pacar. Manager tidak menjawab pertanyaan mereka, ia hanya menyuruh mereka untuk kembali bekerja.
Hal ini cukup sulit untuk Seung jo, ia tidak mempunyai pengalaman dalam bisnis bila ia salah dalam mengambil keputusan maka akibatnya akan sangat fatal.
Eun jo merasa sangat lapar, ia ingin meng-order makanan dari restaurant tapi tidak diperbolehkan oleh Ha-ni. Makanan Restaurant mengandung banyak zat yang tidak baik untuk kesehatan. Ha-ni mencoba memasak sesuatu, tapi Eun jo tidak yakin kalau makanan yang dibuat Ha-ni tidak mengandung zat yang tidak baik untuk kesehatan juga.
Eun jo : Lain kali, jangan bersikap seolah-olah kau tahu segalanya.
Ha-ni berlari ke arah pintu, ia mengetahui Seung jo datang.
Ha-ni : apakah kau lelah, ingin mandi?
Ha-ni mencoba untuk membantu melepaskan jas Seung jo.
Seung jo : apa yang kau lakukan?
Eun jo : Apa maksudmu? Dia sedang bertingkah seperti seorang pengantin wanita yang baru saja menikah. (haha..)
Ha-ni menyuruh seung jo untuk cepat berganti pakaian.
Ha-ni telah menyiapkan hidangan makan malam. Eun jo mulai memakan masakan Ha-ni dan tentu saja rasanya aneh. Eun jo menyarankan Seung jo untuk tidak memakannya karena mungkin mereka akan sakit karena makanan Ha-ni.
Tapi Seung jo tidak berkomentar apapun, ia terus memakan masakan Ha-ni. Seung jo menyuruh Eun jo untuk terus menghabiskan makanannya dan jangan berkomentar.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri : walaupun rasanya tidak enak tapi Seung jo tetap memakannya tanpa banyak berkomentar.
Ha-ni tersenyum senang (kasian seung jo sama eun jo, kalau mereka sakit gimana? T.T )
Pagi harinya, Ha-ni meminta ayahnya untuk mengajarinya untuk membuat sekotak makan siang untuk Seung jo. Joon Gu merasa tidak senang dengan hal itu.
Ha-ni memberikan kotak nasi pada Seung jo, Seung jo sedikit enggan untuk membawanya tapi karena Ha-ni memaksa maka Seung jo membawa kotak nasi itu.
Eun jo : kau mungkin akan memanggilnya 'hubby' (haha)
He-ra sengaja menunggu Ha-ni untuk menanyakan tentang keadaan Seung jo. Awalnya Ha-ni tidak ingin berbicara apapun, ia hanya memberitahukan bahwa Ayah Seung jo sedang berada di rumah sakit sekarang dan tidak boleh ada pengungjung yang mengunjunginya. Tapi, karena kebiasaan Ha-ni yang engga bisa meng-control bicaranya jadi Ha-ni bilang kalau Seung jo sekarang sedang bekerja di kantor Ayahnya.
Seung jo tersenyum manis saat ia membuka kotak makan siang dari Ha-ni, manager datang dan menanyakan apakah kotak makan siang itu dari pacarnya seung jo. Dengan ragu ia bilang "ya." (uahaha.. jawbannya ia. walaupun ragu-ragu.)
Ha-ni : apa yang kau lakukan larut malam seperti ini tanpa menyalakan lampu?
Seung jo : aku berpikir.
Ha-ni : apakah ada masalah? apa yang tengah mengganggumu?
Seung jo tidak menjawab.
Ha-ni : aku dapat membantumu... Mungkin tidak. Baiklah kalau begitu aku akan kembali tidur.
Seung jo : Ayah belum pulih juga.
Ha-ni : huh?
Seung jo : Ia mungkin terkena penyakit jantung dan harus di operasi.
Ha-ni : Operasi jantung? Itu operasi yang sangat penting.
Seung jo : Aku munkin akan melanjutkan bekerja di perusahaan ayah untuk saat ini. Itu terlalu banyak untuk dikerjakan oleh ayah.
Ha-ni : Lalu, bagaimana rencanamu untuk masuk fakultas kedokteran?
Seung jo : Tidak ada alasan untuk melanjutkan rencanaku itu.
Ha-ni : ada. bukankah ini pertama kalinya, kau ingin melakukan semua keinginanmu.
Seung jo :Itu hanya sebuah mimpi, tapi saat aku ingin melakukannya aku tidak tahu harus bagaimana.
Ha-ni : apakah bekerja di perusahaan itu menyenangkan?
Seung jo : tidak.
Ha-ni : lalu bagaimana kau akan menjalani hidup yang bahagia. kau sudah berjanji dihadapan semua orang, bahwa kau akan menjalani hidup yang bahagia karena pilihanmu sendiri.
Seung jo : tidak mengapa jika orang lain bahagia.
Ha-ni berjalan ke arah Seung jo lalu memeluknya.
Di kampus, berita mengenai keluarnya Seung jo dari kampus sudah tersebar. Untuk itu He-ra mencoba untuk mengkorfimasi hal itu pada Ha-ni. He-ra tahu bahwa keadaan Ayah Seung jo sedang tidak membaik. Dan he-ra akan berusaha mencoba membantunya. Ha-ni bertanya bagaimana He-ra dapat membantu Seung jo. He-ra akan melakukan suatu hal yang Ha-ni tidak perlu tau.
Di perusahaan Ayah Seung jo yang bergerak di bidang pembuatan permainan, Seung jo tengah sibuk membuat sebuah inovasi permainan baru dengan ide yang lebih fresh dan cemerlang. Para pegawai sangat menyukai cara berpikir Seung jo, mereka mendengar bahwa Seung jo memilik IQ 200 dan ternyata Seung jo memang sangat mengagumkan.
Di rumah, Seung jo pun masih sibuk dengan urusan pekerjaannya. Ia pulang larut malam tapi masih mengerjakan tugas kantor.
Ha-ni melihat Seung jo diam-diam dari pintu. Ha-ni khawatir pada Seung jo, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Ibu Seung jo pulang ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian. Dan keadaan di rumah sakit sudah membaik.
Ibu Seung jo berterimakasih pada Ha-ni karena telah menggantikan posisinya beberapa hari ini. Ibu Seung berkata bahwa Ha-ni pasti sangat sibuk sekali, karena harus kuliah dan mengurus rumah. Ha-ni menceritakan pada Ibu Seung jo tentang Seung jo yang selalu berangkat pagi sekali ke kantor dan pulang di larut malam. Ibu Seung jo khawatir, ia berkata "pasti ini sangat sulit untuknya"
Ha-ni ingin mengungkapkan suatu hal pada Ibu Seung jo. Hal itu mengenai Ha-ni yang akan bekerja paruh waktu di perusahaan Ayah Seung jo.
Ha-ni mengungkapkan keinginannya untuk bekerja di kantor Ayah Seung jo, tentu saja Seung jo tidak membolehkan akan hal itu. Tapi, apa boleh buat, mau tidak mau Seung jo harus memenuhi permintaan Ha-ni.
Di kantor, manager mengenalkan Ha-ni pada seluruh pegawai yang ada. Sedangkan Seung jo hanya memantau Ha-ni dari jauh. Seung jo sedikit kesal karena mungkin pekerjaan akan terganggu karena ada Ha-ni di sini.
Seung jo bertemu dengan presiden direktur. Presiden direktur sangat menyukai kerja Seung jo yang sangat bagus. Walaupun memiliki umur yang masih muda, Seung jo sudah berhasil membuat suatu inovasi yang sangat luar biasa. Presiden direktur sangat menyukai Seung jo.
Ha-ni datang ke ruangan dimana Seung jo dan Presiden direktur sedang berbicara. Ha-ni mengantarkan minum. Dan saat Presiden direktur menanyakan apakah di perguruan tinggi Seung jo sangat terkenal. Ha-ni yang mendengar pertanyaan itu langsung menjawab dengan semangat. Ha-ni menceritakan semua kelebihan Seung jo. Presiden Direktur tersenyum mendengar betapa terkenalnya Seung jo.
Di rumah sakit. Seung jo dan Ibunya sedang menunggui Ayah Seung jo.
Kemudian, manager datang memberitahukan Seung jo bahwa president direktur ingin Seung jo bertemu dengan anak perempuan president direktur. Karena manager sudah terlanjur membuat perjanjian tersebut, maka Seung jo harus datang. Presiden direktur sudah banyak membantu dalam segi finansial.
Saat Ha-ni datang membawa banyak sekali belanjaan, Seung jo tiba-tiba datang dan membantunya membawakan barang-barang itu.
Ha-ni heran tapi kemudian ia tersenyum dan berterima kasih pada Seung jo.
Seung jo datang ke tempat pertemuan antara dirinya dan president direktur. Pertemuan ini seperti sebuah pertemuan pribadi antara Seung jo dan anak perempuan president direktur. Inti utama dari pertemuan ini bukan tentang bisnis tapi mengenai perkenalan antara Seung jo dan anak perempuan president direktur.
Seung jo kaget saat mengetahui bahwa He-ra adalah anak perempuan dari president direktur.
Bersambung..
credit; http://recap-koreandrama.blogspot.com
aduh gx sabr nunggu kelanjutannya
BalasHapus><