Personal Taste episode 6
Kae In : "Apa salahku mengapa kau menyiramku dengan air?" Jin ho marah besar dan menyeret Hye Mi yang berteriak2 dan Tae hoon keluar dari lokasi pesta. Kae In mengeringkan wajah di toilet wanita dan tiba2 perutnya sakit, ia langsung masuk ke kamar mandi dan ternyata ooo..hehe biasa penyakit bulanan cewek..
Chang Ryul mendekati Jin ho,"Mengapa Kae In harus menderita karena berkencan denganmu?" Jin Ho, "Pria yang berdiri di altar dengan teman baik Kae In seharusnya tidak memusingkan hal ini, iya kan?"
Kae In akhirnya menelepon Jin ho. Jin ho langsung bergegas ke kamar mandi, "Kau baik2 saja kan?" Kae In, "Aku tidak apa2, tapi aku ingin minta tolong..aku perlu itu..kau tahu..itu sesuatu dengan sayap."
Jin Ho, "Apa yang punya apa? Siapa yang punya sayap?"
Jin Ho berlari dan masuk ke waserda. Ia langsung menemukan yang ia cari, Jin Ho mendekati rak hanya..ada 3 gadis manis yang berdiri di dekat rak itu dan mereka memandang Jin ho dengan penuh kekaguman.
Jin Ho malu, ia berdiri dekat rak pura2 membaca buku, lalu ia taruh, ia mengambil apa ya seperti gilette gitu tapi buat cewek, terus Jin ho meraih pembalut dan kabur....
Ketiga gadis manis itu menyoraki Jin Ho dari jendela kaca...hahaha
Jin Ho menyelipkan pembalut itu di bawah pintu kamar mandi. Saat Kae In keluar Jin ho mengomel, "Kau ini katanya wanita, tapi tidak menyiapkan hal2 seperti itu" hehe..hei kadang2 kita cewek juga suka kelupaan, tahu.
Kae In ingin menyimpan pembalut sisanya, ia mau memasukkan tas kresek itu ke kantung Jin Ho, tapi Jin Ho jelas2 tidak mau, buang saja. Tapi Kae In tidak mau akhirnya Jin Ho mengalah, ia memasukkan tas itu ke mobilnya dan Kae in menunggu.
Chang ryul mendekati Kae in dan berkata, "Kau datang bersamanya untuk menentangku kan, untuk membuktikan padaku kan?" Kae in berkata jangan mimpi, Chang ryul sudah tidak ada artinya lagi bagi Kae in. Chang ryul berkata ia tahu bagaimana Kae In dan Kae In tidak akan bisa melupakan seseorang dengan begitu mudah.
Jin Ho datang dan ia mendengarnya, ia mau membela Kae In tapi kae in berkata pada Chang Ryul, "Kau jangan salah paham bahwa aku patah hati denganmu, aku baik2 saja tanpa dirimu." Chang ryul tidak menyerah dan meletakkan tangannya ke bahu Kae in, "Aku tahu kau masih menyukaiku."
Jin Ho datang dan mendorong Chang Ryul ke samping, Jin ho, "Sudah tidak ada lagi yang tersisa diantara kalian." Lalu Jin Ho menggandeng tangan Kae in dan menuntunnya keluar. weee..gandengan lho mereka ...
Di luar, Jin Ho kaget sendiri, mungkin Jin ho tidak menyangka reaksinya bisa seperti itu hehe. Kae in langsung berterima kasih pada Jin Ho dan berkata ini lebih memuaskan daripada menampar muka Chang ryul.
Mereka masih bergandengan tangan dan kemudian menyadarinya lalu melepaskan tangan dengan sedikit aneh. Jin Ho berkata, yah itulah gunanya teman,
Mereka kembali ke lokasi pesta, Do Bin berpidato mengenai proyek Museum Dahm, mengenai mimpi dan seni, Kae In jadi ingat sesuatu yang ditulis ayahnya dalam disertasinya, "Sang go Jae adalah dunia kecil yang membuat istri dan anakku bermimpi." Kae In bergumam, "Itulah mengapa aku kasihan pada ayahku, karena aku hidup seperti orang yang tidak punya mimpi."
Mereka kembali ke Sang go Jae, Jin ho memikirkan kata2 Kae In itu. Kae in keluar dari kamar dengan kesakitan, ia kena kram perut karena menstruasi. Kae in cari obat penahan rasa sakit ke sekeliling rumah dan ternyata obatnya habis. Sedangkan itu sudah malam dan semua toko obat sudah tutup.
Jin ho tanya apa Kae in mau pergi ke RS saja ? haha..kram karena menstruasi pergi ke RS ? diketawain Bidan ...
Kae In berkata ia akan menahannya saja sampai besok pagi. Jin Ho kasihan melihat Kae in, maka Jin ho melakukan hal yang biasa kulakukan, ber-googling ria dengan keyword : bagaimana menghilangkan kram. Jin ho membuatkan teh jahe untuk Kae In dan Kae In senang sekali biarpun sakitnya belum hilang tapi ia senang karena punya teman pria yang bersedia berbagi sakit kram dengannya. Kae in minum tehnya dan tidur.
Tapi saat Jin ho mengecek Kae In lagi, Kae in masih kesakitan (yah memang ada bbrp cewek yg sakit sekali kalau sedang dapat, kalau aku sih biasanya pake kunyit,temulawak,ama gula jawa), Jin Ho akhirnya keluar dan menyalakan mobilnya.
Di rumah Jin ho, Hye Mi menangis dan ibu Jin Ho menghiburnya. Ternyata Jin ho pulang, Jin Ho minta obat penghilang rasa sakit pada ibunya. Menghindari Hye Mi dan bergegas kembali.
Sampai ke Sang go jae, Jin Ho langsung ke kamar Kae In. Kae in bergelung di lantai dan Jin Ho membangunkannya, ia memberikan obatnya dan menyuruh Kae in cepat minum. Kae in heran darimana Jin ho dapat obat, Jin ho akhirnya berkata ia pulang dulu minta pada ibunya.
Kae In terharu dan ia memeluk Jin ho. Jin ho kaget, Kae In sangat tersentuh dan berkata, aku mencintaimu, aku mencintaimu, teman.
Jin Ho merasa tidak enak dan ia langsung melepaskan Kae in tapi Kae in ada satu permintaan lagi...Kae In ingin Jin ho membantu mengurut perutnya. Jin Ho mengomel tapi lama2 ia dengan suka rela melakukannya dan Kae In berkata dengan menahan air mata, dulu biasanya In hee yang melakukan ini.
Kae in tahu bahwa seharusnya ia membenci In hee, tapi karena semua kenangan manis itu, ia susah melakukannya. Jin Ho akhirnya mengurut perut Kae in. Kae in berterima kasih dan berkata ayahnya tidak pernah melakukan ini untuknya. Jin Ho seperti ayah dan teman baginya. Jin ho merasa kasihan, berarti Kae in selama ini sangat kesepian, Jin ho menepuk2 bahu Kae In, Kae in tersenyum sambil menangis.
Paginya Young sun dan anaknya mengunjungi Kae In, ia langsung masuk dan membuka kamar Kae In. Young sun kaget sekali dan ia menutup mata anaknya, tapi anaknya dengan lucu menyingkirkan tangan maminya. Anaknya bertanya, "Ma apa bibi Kae in menikah?"
Pemandangan di depan mereka memang bisa membuat salah paham, Kae in dan Jin Ho tidur bersama di bed Kae In. Young Sun memanggil Kae in tapi justru Jin ho yang kaget, ia langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk cuci muka.
Anak Young sun menyusulnya, "Kapan kau menikah dengan bibi Kae In?" Jin Ho berkata ia tidak menikah dengan bibi Kae In. Anak Young sun, "Tetapi mengapa kau tidur dengannya?" hahaha..Jin ho tidak bisa menjelaskan dan hanya mengusir anak itu dan menutup pintu. (lama2 aku pikir apa anak ini yg di BBF main ke kebun binatang ama Jandi-Junpyo itu ya....mirip)
Young Sun dan Kae In di dapur dan young sun tanya bagaimana mereka bisa tidur di ranjang yang sama, gay atau bukan. Kae in menjelaskan Jin Ho membantunya menghilangkan kram-nya.
Jin Ho benar2 orang yg baik, dan tidur di lengannya ternyata nyaman juga. Seperti tertidur di lengan ayah. Young sun heran apa Kae in ini dulu "pernah menyelamatkan negara" (ungkapan Korea, artinya kok bisa beruntung sekali.)
Young Sun datang sebenarnya mau minta tolong. Ia butuh model untuk fotonya. Young sun ingin membujuk Jin ho untuk menjadi model, ia sedang mengerjakan proyek foto dengan konsep keluarga, jadi ia butuh Jin Ho, Kae in dan anaknya sebagai satu keluarga. Jin ho menolak tapi Young sun benar2 ahli membuat orang merasa bersalah, dan anaknya juga membujuk. Akhirnya Jin ho menyerah, ia bersedia.
Apa mungkin ini anak yang sama..cuma sudah tambah besar..soalnya cara berjalan-nya mirip.
Chang Ryul mendekati Jin ho,"Mengapa Kae In harus menderita karena berkencan denganmu?" Jin Ho, "Pria yang berdiri di altar dengan teman baik Kae In seharusnya tidak memusingkan hal ini, iya kan?"
Kae In akhirnya menelepon Jin ho. Jin ho langsung bergegas ke kamar mandi, "Kau baik2 saja kan?" Kae In, "Aku tidak apa2, tapi aku ingin minta tolong..aku perlu itu..kau tahu..itu sesuatu dengan sayap."
Jin Ho, "Apa yang punya apa? Siapa yang punya sayap?"
Jin Ho berlari dan masuk ke waserda. Ia langsung menemukan yang ia cari, Jin Ho mendekati rak hanya..ada 3 gadis manis yang berdiri di dekat rak itu dan mereka memandang Jin ho dengan penuh kekaguman.
Jin Ho malu, ia berdiri dekat rak pura2 membaca buku, lalu ia taruh, ia mengambil apa ya seperti gilette gitu tapi buat cewek, terus Jin ho meraih pembalut dan kabur....
Ketiga gadis manis itu menyoraki Jin Ho dari jendela kaca...hahaha
Jin Ho menyelipkan pembalut itu di bawah pintu kamar mandi. Saat Kae In keluar Jin ho mengomel, "Kau ini katanya wanita, tapi tidak menyiapkan hal2 seperti itu" hehe..hei kadang2 kita cewek juga suka kelupaan, tahu.
Kae In ingin menyimpan pembalut sisanya, ia mau memasukkan tas kresek itu ke kantung Jin Ho, tapi Jin Ho jelas2 tidak mau, buang saja. Tapi Kae In tidak mau akhirnya Jin Ho mengalah, ia memasukkan tas itu ke mobilnya dan Kae in menunggu.
Chang ryul mendekati Kae in dan berkata, "Kau datang bersamanya untuk menentangku kan, untuk membuktikan padaku kan?" Kae in berkata jangan mimpi, Chang ryul sudah tidak ada artinya lagi bagi Kae in. Chang ryul berkata ia tahu bagaimana Kae In dan Kae In tidak akan bisa melupakan seseorang dengan begitu mudah.
Jin Ho datang dan ia mendengarnya, ia mau membela Kae In tapi kae in berkata pada Chang Ryul, "Kau jangan salah paham bahwa aku patah hati denganmu, aku baik2 saja tanpa dirimu." Chang ryul tidak menyerah dan meletakkan tangannya ke bahu Kae in, "Aku tahu kau masih menyukaiku."
Jin Ho datang dan mendorong Chang Ryul ke samping, Jin ho, "Sudah tidak ada lagi yang tersisa diantara kalian." Lalu Jin Ho menggandeng tangan Kae in dan menuntunnya keluar. weee..gandengan lho mereka ...
Di luar, Jin Ho kaget sendiri, mungkin Jin ho tidak menyangka reaksinya bisa seperti itu hehe. Kae in langsung berterima kasih pada Jin Ho dan berkata ini lebih memuaskan daripada menampar muka Chang ryul.
Mereka masih bergandengan tangan dan kemudian menyadarinya lalu melepaskan tangan dengan sedikit aneh. Jin Ho berkata, yah itulah gunanya teman,
Mereka kembali ke lokasi pesta, Do Bin berpidato mengenai proyek Museum Dahm, mengenai mimpi dan seni, Kae In jadi ingat sesuatu yang ditulis ayahnya dalam disertasinya, "Sang go Jae adalah dunia kecil yang membuat istri dan anakku bermimpi." Kae In bergumam, "Itulah mengapa aku kasihan pada ayahku, karena aku hidup seperti orang yang tidak punya mimpi."
Mereka kembali ke Sang go Jae, Jin ho memikirkan kata2 Kae In itu. Kae in keluar dari kamar dengan kesakitan, ia kena kram perut karena menstruasi. Kae in cari obat penahan rasa sakit ke sekeliling rumah dan ternyata obatnya habis. Sedangkan itu sudah malam dan semua toko obat sudah tutup.
Jin ho tanya apa Kae in mau pergi ke RS saja ? haha..kram karena menstruasi pergi ke RS ? diketawain Bidan ...
Kae In berkata ia akan menahannya saja sampai besok pagi. Jin Ho kasihan melihat Kae in, maka Jin ho melakukan hal yang biasa kulakukan, ber-googling ria dengan keyword : bagaimana menghilangkan kram. Jin ho membuatkan teh jahe untuk Kae In dan Kae In senang sekali biarpun sakitnya belum hilang tapi ia senang karena punya teman pria yang bersedia berbagi sakit kram dengannya. Kae in minum tehnya dan tidur.
Tapi saat Jin ho mengecek Kae In lagi, Kae in masih kesakitan (yah memang ada bbrp cewek yg sakit sekali kalau sedang dapat, kalau aku sih biasanya pake kunyit,temulawak,ama gula jawa), Jin Ho akhirnya keluar dan menyalakan mobilnya.
Di rumah Jin ho, Hye Mi menangis dan ibu Jin Ho menghiburnya. Ternyata Jin ho pulang, Jin Ho minta obat penghilang rasa sakit pada ibunya. Menghindari Hye Mi dan bergegas kembali.
Sampai ke Sang go jae, Jin Ho langsung ke kamar Kae In. Kae in bergelung di lantai dan Jin Ho membangunkannya, ia memberikan obatnya dan menyuruh Kae in cepat minum. Kae in heran darimana Jin ho dapat obat, Jin ho akhirnya berkata ia pulang dulu minta pada ibunya.
Kae In terharu dan ia memeluk Jin ho. Jin ho kaget, Kae In sangat tersentuh dan berkata, aku mencintaimu, aku mencintaimu, teman.
Jin Ho merasa tidak enak dan ia langsung melepaskan Kae in tapi Kae in ada satu permintaan lagi...Kae In ingin Jin ho membantu mengurut perutnya. Jin Ho mengomel tapi lama2 ia dengan suka rela melakukannya dan Kae In berkata dengan menahan air mata, dulu biasanya In hee yang melakukan ini.
Kae in tahu bahwa seharusnya ia membenci In hee, tapi karena semua kenangan manis itu, ia susah melakukannya. Jin Ho akhirnya mengurut perut Kae in. Kae in berterima kasih dan berkata ayahnya tidak pernah melakukan ini untuknya. Jin Ho seperti ayah dan teman baginya. Jin ho merasa kasihan, berarti Kae in selama ini sangat kesepian, Jin ho menepuk2 bahu Kae In, Kae in tersenyum sambil menangis.
Paginya Young sun dan anaknya mengunjungi Kae In, ia langsung masuk dan membuka kamar Kae In. Young sun kaget sekali dan ia menutup mata anaknya, tapi anaknya dengan lucu menyingkirkan tangan maminya. Anaknya bertanya, "Ma apa bibi Kae in menikah?"
Pemandangan di depan mereka memang bisa membuat salah paham, Kae in dan Jin Ho tidur bersama di bed Kae In. Young Sun memanggil Kae in tapi justru Jin ho yang kaget, ia langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk cuci muka.
Anak Young sun menyusulnya, "Kapan kau menikah dengan bibi Kae In?" Jin Ho berkata ia tidak menikah dengan bibi Kae In. Anak Young sun, "Tetapi mengapa kau tidur dengannya?" hahaha..Jin ho tidak bisa menjelaskan dan hanya mengusir anak itu dan menutup pintu. (lama2 aku pikir apa anak ini yg di BBF main ke kebun binatang ama Jandi-Junpyo itu ya....mirip)
Young Sun dan Kae In di dapur dan young sun tanya bagaimana mereka bisa tidur di ranjang yang sama, gay atau bukan. Kae in menjelaskan Jin Ho membantunya menghilangkan kram-nya.
Jin Ho benar2 orang yg baik, dan tidur di lengannya ternyata nyaman juga. Seperti tertidur di lengan ayah. Young sun heran apa Kae in ini dulu "pernah menyelamatkan negara" (ungkapan Korea, artinya kok bisa beruntung sekali.)
Young Sun datang sebenarnya mau minta tolong. Ia butuh model untuk fotonya. Young sun ingin membujuk Jin ho untuk menjadi model, ia sedang mengerjakan proyek foto dengan konsep keluarga, jadi ia butuh Jin Ho, Kae in dan anaknya sebagai satu keluarga. Jin ho menolak tapi Young sun benar2 ahli membuat orang merasa bersalah, dan anaknya juga membujuk. Akhirnya Jin ho menyerah, ia bersedia.
Apa mungkin ini anak yang sama..cuma sudah tambah besar..soalnya cara berjalan-nya mirip.
Ketiganya foto di dekat sungai dan Young sun harus mati2an mengarahkan keduanya, Jin Ho dan Kae in kaku sekali. Tapi setelah pindah ke studio dan Young sun mengarahkan agar lebih dekat, seperti saling mencium, kekakuan-nya akhirnya cair.
Young sun minta Kae in duduk di pangkuan Jin ho dan Kae in mencium pipi Jin Ho. Jin Ho refleks tersenyum karena senang dan keduanya kaget karena perasaan aneh yang tiba2 timbul.
In hee dan Chang Ryul bertengkar lagi, kali ini karena Chang ryul ingin In hee ikut makan malam dengan salah satu ibu tirinya. In Hee menolak, ia bukan tunangan Chang ryul lagi dan aneh karena Chang ryul dekat sekali dengan ketujuh! ibu tirinya.
Kae in menyediakan spa kaki untuk Jin Ho dan juga lemon tea, bahkan mencoba memijat pahanya haha..Jin Ho sudah tidak enak dan meminta Kae in menghentikannya.
Mereka makan dan Young sun sudah memberikan banyak sekali makanan sebagai ucapan terima kasih dan Jin ho mengomeli Kae in tentang pola makannya lagi. Kae in berkata ia sudah bagus di pesta dan membuat Chang Ryul menyesal karena meninggalkan Kae in, jadi Kae in tidak perlu kursus lagi.
Tapi Jin ho berkata sikap Chang ryul itu bukan karena Kae in tapi karena dirinya. Jin Ho berkata masih banyak yang harus dipelajari Kae in, dan Jin ho mengurangi porsi makan Kae in menjadi hanya 1/3-nya. Jin ho juga mengkritik cara bicara Kae in sehingga semakin lembut dan sopan. Tapi Kae in tidak mendengarnya.
Kae in memberi Jin Ho hadiah, yaitu gantungan mantel dengan sarang burung kecil diatasnya. (aku mau itu ..lucu..) Jin ho berkata ya sepertinya itu bisa berguna. Kae in tanya mengapa Jin ho tidak berkata terima kasih saja. Jin Ho langsung merespon, ia mengajak Kae in makan di luar. Kae in langsung senang.
Jin Ho mengajak Kae in makan mie. Kae in makan banyak dan bahkan bersendawa dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Kae in tanya mengapa mereka jauh2 hanya untuk makan mie. Jin ho berkata ia suka kesini karena ia senang melihat orang yang sedang lalu lalang. Jin ho sudah tidak pernah kemana-mana sejak terakhir ia pergi dengan ayahnya ketika ia masih kecil.
Kae in tanya mengapa Jin ho tidak pernah ikut tur ketika kuliah, Jin ho berkata ia terlalu sibuk belajar. Jin ho keras pada dirinya sendiri untuk mengambil kembali apa yang sudah hilang darinya. Kae in berkata agar Jin ho mengajaknya dalam perjalanan itu. Jin ho berkata akan mempertimbangkannya.
Paginya, Presdir Han bertemu dengan Presdir Choi dan Presdir Han sudah siap dengan rencana liciknya. Han berkata Choi tidak perlu menghabiskan waktunya dengan arsitek skala kecil yang tidak bisa memberi jaminan pada proyek berskala besar ini.
Kae in datang ke galeri dan In hee kaget melihatnya. In hee selalu merendahkan Kae In tapi sebenarnya In hee selalu mengingini semua milik Kae in, ya pacar, ya teman, semuanya, karena jiwa In hee kosong.
Do Bin ingin Kae in menciptakan ruang untuk anak agar bisa main dengan aman dan bebas sementara orang tua mereka mengunjungi museum. Kae in ingin berkonsultasi dengan designernya furniture apa yang mereka perlukan. Tapi do bin berkata Kae in lah yang harus menentukannya. Do bin percaya Kae in bisa melakukannya. Karena ayah kae in pasti sudah mengajarkannya.
Kae in menolak dan berkata ia tidak bisa dan ia tidak ingin mencemarkan nama baik ayahnya. Do bin menantangnya, "Apa kau tidak mau menguji dirimu sendiri dan melihat apa yang dapat kau hasilkan?" Kae in akhirnya menerima tantangan itu dan berterima kasih pada kesempatan ini. Do Bin berkomentar, Kae in dan Jin Ho itu beda tapi ada kemiripan diantara keduanya.
Di kantor Jin Ho, Sang jun menerima e-mail dari MS grup yang berkata bahwa mereka punya jaminan mengembalikan uang kalau tender gagal.
Choi Do Bin masuk ke kantor Presdir Choi yang ternyata adalah ayahnya. Do bin berkata bahwa proyek Dahm ini adalah menemukan inovator dan jika ayahnya tidak mengijinkan perusahaan kecil berpartisipasi, ayahnya hanya menutup kemungkinan untuk mendapatkan ide terbaik untuk museumnya. Do bin minta ayahnya mempercayakan ini padanya.
Ayahnya bukan tidak mau menyerahkan proyek ini ke tangan Do bin hanya ia takut kehilangan muka. Akhirnya Do bin mengancam, kalau begitu, ia akan pergi lagi.
Chang ryul juga kesal karena ayahnya mengadakan kesepakatan gelap lagi untuk menyingkirkan Jin ho. Chang ryul berkata ia mampu bersaing dengan Jin ho secara adil dan sama. Ayahnya berpikir itu kekanak-kanakan, karena menang adalah yang paling penting.
Ayah Chang Ryul juga memanggil In hee ke kantornya dan ia bicara panjang lebar mengenai pernikahan mereka. In hee dengan kikuk berkata hubungannya dengan chang ryul sudah selesai. Ayah Chang Ryul kesal dan menghina In hee yang tidak selevel dengan keluarga mereka. In hee kesal dan membalas, ia mungkin tidak sepadan jika bicara tentang kekayaan, tapi ia menyadari ada hal2 yang tidak bisa dibeli dengan uang, dan saat pernikahan ia menyadari pria seperti apa yang ingin ia nikahi, seorang yang bisa ia percaya dan hormati, dan itu bukan Chang Ryul.
Chang ryul membawa In hee ke tepi sungai (org Korea ini suka pamer sungainya ..iyalah bersih..ngga kaya Cikapundung hiks..hiks). Chang ryul berkata di malam dimana Kae in mengusirnya, dan In Hee mengundangnya minum. Chang ryul heran mengapa Kae in tidak bisa melihatnya sebagai pria, dan In hee menjawab ia bisa dan sejak saat itu Chang Ryul jatuh hati pada In hee.
Chang Ryul tanya, lalu mengapa malam itu kau mengatakan hal itu padanya. Apa karena kekayaan dan status keluarganya? In hee menjawab bukan karena itu. Ini karena Kae in sangat mencintai Chang ryul. In hee melihat Kae in sangat bahagia dan jatuh cinta makanya In hee mulai menginginkan apa yang menjadi milik Kae in, dan ia menyukai pria Kae in yaitu Chang Ryul.
Tapi kemudian akhirnya In hee sadar bahwa yang ia cintai adalah dari pandangan Kae in, atas cinta sejati dan tidak berkesudahan milik Kae in. Dan bukannya pada Chang ryul. In hee benar2 wanita yang tidak tahu bagaimana mencintai.
Jin Ho dan Sang jun termenung saat Tae Hoon datang dengan berita bahwa Presdir Han dari MS grup yang akan mendapatkan tendernya. Jin ho menemui Do Bin tapi Do bin tidak ada. In hee berkata pada Jin ho mungkin Do bin membujuk ayahnya. Tapi In hee berkata jika Presdir Choi sudah memutuskan susah diubah.
In hee melihat Jin ho kesal dan ia menawarkan minum, tapi Jin ho menolaknya, In hee juga menawarkan untuk mengantar pulang, Jin ho menolak lagi.
Jin ho minum2 tapi sendirian, di pojangmacha dan ia minum sampai jatuh ke lantai.
In Hee pulang, Chang ryul menunggunya. Chang Ryul berkata In hee boleh mendapatkan apartemennya dan ia akan pergi. Chang ryul minta maaf karena membuat masalah dan berkata agar In hee tidak mengaburkan fantasi dengan kenyataan lagi. In hee harus hidup dengan baik dan Chang Ryul pergi.
In hee menangis dan minta maaf karena sudah mengganggu Chang ryul dan Kae in. Chang Ryul berkata agar In hee nanti menemukan orang yang ia cintai, bukan pacar orang lain. Chang ryul berkata ia benar2 mencintai In Hee dan In hee menangis.
Kae in menunggu Jin ho karena ia cemas. Jin ho belum pulang dan tidak menjawab telpnya. Jin ho jalan terhuyung2 pulang dan Kae inlari menyongsongnya. Jin ho menyambut Kae in,"Oh temanku Park Kae In!" Jin ho mengoceh panjang lebar.
Setelah di dalam, Kae in tanya mengapa Jin ho minum banyak. Jin ho menjawab yah ada kalanya seperti ini, dimana kau perlu minum.
Jin ho menangis, Jin Ho, "Aku berlari dengan kencang, mendengar orang2 berkata aku gila. Aku berlari, tapi aku hanya anak kecil. Anak yang tidak bisa melakukan apapun saat ayahnya meninggal. Sangat tidak adil sampai membuatku menangis. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Hanya anak kecil yang memukuli tembok. Sejauh apapun aku lari, aku selalu ada di tempat yang sama."
Jin ho menangis dan Kae in mendengarkannya, ia juga menangis. Kae in memegang wajah Jin ho, "Jin ho sshi, apa kau menangis?" Jin ho melihat ke arah Kae in dan Kae in menghapus air mata dari wajah Jin ho. Jin ho mendekat dan mencium Kae in!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar