"Ah, perutku.." jerit Lee Seol seraya berlari ke kamar mandi.
Park Hae Young salah tingkah dan Oh Yoon Joo terkejut. Oh Yoon Joo selalu bisa menutupi rasa keterkejutannya. Karakter yang selalu bisa menipu orang lain, apa yang sedang dirasakannya engga terlalu tampak jelas di wajahnya.
"Apa direktur sudah pergi? Maaf aku terburu-buru!" teriak Lee Seol dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Lee Seol keluar dari kamar mandi dengan tersenyum. "Ah, leganyaaa.."
Betapa terkejutnya Lee Seol saat mengetahui ternyata Oh Yoon Joo masih ada di rumah Park Hae Young.
"Ke..kenapa kau masih ada di situ? Oh, aku kiraa tadi aku mendengar suara pintu ditutup." ucap Lee Seol.
"Bisakah kau kembali kedalam?" pinta Park Hae Young.
"It's okay." kata Yoon Joo. "Kita bertemu lagi."
Lee Seol hanya memaksakan tawanya.
"Oppa, aku baru menyadari kau memiliki sisi seperti ini. Kau sangat cute oppa." ucap Yoon Joo menatap Park Hae Young. Cute? Bahasa lain dari cemburu. Gzz..
"Aku harap kau tidak salah paham." ucap Park Hae Young, ia menyadari sinyal-sinyal tidak baik dari Oh Yoon Joo. haha.. Akhir-akhir ini saya terlalu lebay kalau menulis sesuatu.
"Aku akan pergi, tidak perlu mengantarkanku." jawab Oh Yoon Joo seraya keluar dari rumah.
Setelah Yoon Joo pergi, Lee Seol segera bersembunyi di balik tembok. Ia takut Park Hae Young marah besar. "Hey, ingat aku sudah melakukan yang terbaik." ungkap Lee Seol.
"Sudahlah. Apa kau sudah lega sekarang? Huh?" Park Hae Young pasrah.
Lee Seol tersenyum.. "Whoa.. Tapi tadi direktur Oh sangat cool."
"Apa menurut wanita hal seperti itu cool?"
Oh Yoon Joo mencoba menenangkan dirinya dan ia pergi ke tempat profesor Nam Jung Woo. Sesampainya di tempat Profesor, Oh Yoon Joo langsung memeluk profesor dan berkata, "Moodku sedang tidak baik dan aku butuh rasa nyaman." Ish, Oh Yoon Joo datang cuma buat memperalat profesor.
Pagi harinya, Oh Yoon Joo yang menginap di tempat profesor Nam Jung Woo mendapat telepon dari kantor. Telepon yang membuatnya sangat terkejut.
"Apa? Benarkah?"
Setelah mendapat informasi yang sangat mengejutkan itu, Oh Yoon Joo segera menemui Park Hae Young.
"Masalah besar." ucap Oh Yoon Joo dengan terburu-buru.
"Ada masalah apa?" tanya Park Hae Young tidak mengerti.
"Bagaimanapun caranya kita harus menghentikan presiden." (Presiden=kakek Park Hae Young.) "Presiden sedang melakukan interview mengenai dibangunnya kembali keluarga kerajaan."
"Apa? Kakek??" Park Hae Young terkejut mendengar berita itu.
Presiden dari Dae Han Group (Kakek Park Hae Young) tengah mengadakan interview public, tentang rencana pembentukan kembali keluarga kerajaan. Ia juga mengumumkan kalau seluruh hartanya akan ia sumbangkan pada publik. Pembentukan kembali keluarga kerajaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi kakek Park Hae Young, semacam menebus dosa atas dirinya yang tidak mampu bertanggung jawab dengan baik saat masa pemerintahan kerajaan dulu.
Dan pembentukan keluarga kerajaan, bukan hanya mengancam keduduk Park Hae Young tapi hartanya warisannya juga akan hilang. Park Hae Young yang merupakan cucu laki-laki dari presiden Dae Han Group (kakek Park Hae Young.) yang berarti juga merupakan ahli waris syah dari semua kekayaan yang dimiliki ayahnya, warisan itu akan terancam hilang karena statement yang dibuat kakek (presiden Dae Han Group) di depan khalayak umum.
Penduduk korea yang mendengar berita tentang, Presiden Dae Han Group akan memberikan semua hartanya pada publik, masing-masing dari mereka beranggapan apa semua itu benar, apa ia akan benar-benar memberikan hartanya pada public, apa yang terjadi dengan perusahaan Dae Han. Yah, dengan berita seperti itu, banyak rumor yang akan beredar.
Park Hae Young sulit untuk menghubungi Lee Seol, ia harus melindungi Lee Seol dari reporter. Park Hae Young mencari Lee Seol di kampusnya. Ia pergi ke ruang tunggu. Di ruang tunggu, Lee Seol tengah menonton berita sama seperti mahasiswa lain. Lee Seol tercengang dengan berita itu.
Park Hae Young kesal, ia belum juga bisa menemukan Lee Seol. Kemudian saat melihat Lee Seol di ruang tunggu, Park Hae Young segera menarik Lee Seol dan ia marah-marah, "kenapa handphonemu tidak kau aktifkan? Apa kau membawa-bawa handphone hanya untuk aksesories? Huh?"
Semua orang yang ada diruang tunggu itu memperhatikan mereka.
"Ah, handphoneku. Maaf. Tapi, apa kau tidak lihat berita itu. Mereka membicarakan tentang kakek." jawab Lee Seol.
"Sudahlah. Ayo kita pergi." Park Hae Young menarik tangan Lee Seol dengan paksa.
Saat hendak membawa Lee Seol pergi, seketika itu juga banyak karyawan yang menyerbu Park Hae Young. Park Hae Young yang melihat kedatangan wartawan segera melindungi Lee Seol. Ia menyembunyikan kepala Lee Seol dibalik jasnya. Park Hae Young berkata pada Lee Seol, "Kalau wajahmu sampai terpotret maka hidupmu akan bertambah sulit."
Lee Seol tidak mengerti kenapa wartawan itu menyerbu mereka, "Apa pertanyaan aneh yang ditanyakan mereka?"
"Sudahlah.."
Park Hae Young menutup wajah Lee Seol. Ia tidak banyak bicara dengan para wartawan yang heboh menanyakan tentang tanggapan Park Hae Young mengenai interview publik yang diadakan kakeknya.
"Mohon berikan kami jalan.." ucap Park Hae Young seraya berjalan cepat, ia masih menutup wajah Lee Seol agar tidak diketahui oleh para wartawan.
Kemudian dengan kesempatan yang ada, Park Hae Young dan Lee Seol berlari cepat. Mereka harus menghindari para wartawan. Park Hae Young dan Lee Seol berlari untuk sampai ke parkiran mobil. Melihat mereka berdua berlari, tentu saja para wartawan tidak kalah cepat, mereka berlari mengikui Park Hae Young dan Lee Seol.
Kampus menjadi sangat ricuh. Profesor Nam Jung Woo merasa penasaran dengan apa yang sudah terjadi dan ia mengawasi dari kejauhan.
Sesampainya di parkiran mobil, Park Hae Young mendorong Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil. Pintu mobil dikunci dan wartawan dengan cepat menyerbu Park Hae Young.
Para wartawan bertanya, "Siapa wanita yang ada di dalam?" "Bagaimana tanggapanmu mengenai statemen Presiden Dae Han group?" "Kami ingin mengetahui siapa wanita itu?"
Park Hae Young mencoba berkilah, ia mengatakan "Aku sedang tidak ingin berpose di depan kamera. Dengan semua masalah yang timbul, rasa malu sedang menghantamku." ucap Park Hae Young. "Cukup-cukup. Kalian sudah mendapatkan informasi dan gambar yang cukup.." Park Hae Young hendak masuk ke dalam mobil tapi Reporter Yoo Gi Gwang datang.
Reporter Yoo Gi Gwang adalah salah satu reporter yang disegani. Ia selalu membuat berita yang booming dan selalu bisa menjadikan suatu berita biasa menjadi hal yang luar biasa dan setajam... (jjah..)
Reporter Yoo Gi Gwang berkata, "Kita bertemu lagi diplomat Park Hae Young."
"Oh, kau Reporter Yoo Gi Gwang." Park Hae Young tidak menyukai kedatangan Reporter Yoo Gi Gwang.
"Sepertinya kau masih belum bisa bagaimana cara menghandle wartawan?"
Di dalam mobil Lee Seol mendapatkan telepon dari temannya,
"Hey, apa semua ini candaan? Apa kau memiliki pacar dan tidak memberitahu kami?" tanya teman Lee Seol. Karena semua keributan yang sudah terjadi, teman-teman Lee Seol penasaran dengan kebenaran yang ada.
"Ah, bagaimana kau bisa bilang seperti itu. Cintaku adalah sebuah kesetiaan. Dan aku masih tidak akan menyerah untuk mendapatkan Nam Jung Woo." jawab Lee Seol.
"Hei. Hei. Kau sedang tidak berbicara di depan Nam Jung Woo kan?" tanya Lee Seol.
"Karena kekacauan ini pelajaran belum dimulai. Dan kau tidak tau? Kalau profesor mengawasimu dari jauh?"
"Apa? Benarkah? Sudahlah, aku akan menutup teleponnya." jawab Lee Seol. Ia menutup teleponnya dan teman-temannya kecewa tidak mendapat keterangan yang jelas.
Lee Seol mencari-cari keberadaan profesor. "Dimana dia?" ucapnya seraya melihat sekeliling dari balik kaca mobil.
Reporter Yoo Gi Gwang berkata, "Baiklah aku akan mencoba untuk meluruskan hal ini. Bukan kah wanita yang ada di dalam mobil adalah princess?"
Semuar reporter yang mendengar hal itu heboh. Mereka langsung meminta konfirmaasi dari Park Hae Young, "Apa wanita itu adalah princess? Dan dia bukan prince?" "Kenapa kau menyembunyikannya?"
Park Hae Young kesal dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Keadaannya memaksanya untuk membuat satu kebohongan publik. Park Hae Young berkata, "Wanita yang didalam mobil ini adalah wanitaku." jawab Park Hae Young.
Whoa.. Reporter bertambah gencar untuk memotret Park Hae Young. "Dia hanya seorang mahasiswa yang aneh. Yang bahkan tidak tau siapa diriku dan tidak tau kenapa ia harus bersembunyi seperti itu. Dia sangat naive. Dan ia akan sangat terkejut dengan semua hal yang terjadi hari ini. Baiklah." Park Hae Young segera masuk ke dalam mobil. Ia tidak peduli dengan banyak pertanyaan yang muncul dari para wartawan.
Park Hae Young melajukan mobilnya dengan cepat. Ia menuju ke hotel bintang lima milik Dae Han Group. Sesampainya di depan hotel, Park Hae Young segera menyuruh para penjaga untuk memanggil para pengawal untuk memblock jalan masuk ke dalam hotel.
Park Hae Young membukakan pintu mobil dan dengan cepat ia menarik tangan Lee Seol. Lee Seol terkejut.
"Ayo cepat." suruh Park Hae Young. Mereka harus buru-buru masuk ke dalam hotel kalau tidak, para wartawan akan segera menangkap mereka. (?)
"Apa ada masalah antara keluargaku dengan keluargamu?" pertanyaan aneh dari Lee Seol.
"Sudahlah. Tidak ada apa-apa.." jawab Park Hae Young, ia menarik paksa Lee Seol untuk masuk ke dalam hotel.
Para wartawan tidak berhasil mengejar Park Hae Young dan Lee Seol, mereka tidak diperbolehkan masuk. Banyak pengawal yang menjaga ketat pintu masuk hotel. Reporter Yoo Gi Gwang kesal, karena ia tidak berhasil mendapatkan informasi yang jelas.
Park Hae Young dan Lee Seol sampai di depan pintu kamar mewah di hotel bintang lima milik Dae Han Young. Park Hae Young menarik tangan Lee Seol dengan paksa, Lee Seol curiga. Ia melepaskan tangannya dari genggaman tangan Park Hae Young dan melindungi dirinya. "Apa yang akan kau lakukan?!"
"Ayo cepat masuk.." ucap Park Hae Young.
Park Hae Young aneh melihat ekspresi Lee Seol yang curiga padanya. "Hey, ekspresi apa itu?"
"Kau sudah menjatuhkan reputasiku." jawab Lee Seol. Haha.. Kalau seorang pria mengajak seorang wanita masuk ke dalam hotel, itu sama artinya mereka sudah menjatuhkan reputasi sang wanita.
"Apa maksudmu? Sampai kapan kau akan---" perkataan Park Hae Young terputus, karena tanpa sengaja Lee Seol memukul Park Hae Young.
Lee Seol tidak bermaksud untuk memukul wajah Park Hae Young, ia hanya berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman tangan Park Hae Young.
Park Hae Young merintih kesakitan dan Lee Seol merasa bersalah.. "Maaf.."
Mereka berada di dalam kamar hotel.
Park Hae Young tengah membersihkan luka di dekat bibirnya dengan sapu tangan.
"Apa sangat sakit?" tanya Lee Seol pelan.
"Kau.. Kau benar-benar bisa taekwondo? Kenapa kau melayangkan tinju ke arahku?" jawab Park Hae Young kesal.
Lee Seol tersenyum, "Aku memang seperti itu. Kadang saat melihat ketidak adilan, aku selalu melayangkan tinju tanpa memikirkannya terlebih dulu." Lee Seol mempraktekan diri, ia hendak melayangkan tinju. Melihat hal itu, Park Hae Young segera menghindar.
Lee Seol tertawa. "Hei, kenapa kau ketakutan?"
"Apa maksudmu? Itu hanya gerakan refleks."
Park Hae Young berjalan dan ia duduk di sofa. Lee Seol mengikutinya.
"Tapi, tadi tindakanmu sangat cepat. Seketika aku melihat flash dan beberapa detik kemudian aku sudah berada di dalam lindunganmu." ucap Lee Seol seraya mempraktekan cara Park Hae Young melindunginya.
"Aku benar-benar tidak memiliki metode lain selain melakukan hal itu." jawab Park Hae Young. "Kau tidak memiliki banyak pengalaman mengenai hal itu. Kau tau? Saat wajahmu berhasil terpotret oleh para wartawan dan kemudian kehidupan pribadimu diekspos untuk konsumsi publik, itu benar-benar sangat mengganggu."
"Apa seperti semacam kehidupan Paris Hilton?" tanya Lee Seol.
"Hey, bagaimana bisa kau membandingkan aku dengan Paris Hilton. Tapi bagaimana pun juga kami memiliki latar belakang yang sama. Ia adalah cucu dari pemilik hotel Mogal dan aku adalah cucu dari pemilik Dae Han Group."
Lee Seol mengangguk mengerti.
"Kau ingin mendengar hal yang menarik?" tanya Park Hae Young. Ia mulai membuka dirinya. Park Hae Young menceritakan tentang kehidupannya."Seorang anak yang ditinggal oleh orangtuanya saat berumur 11 tahun dan akan menjadi pewaris syah dari harta kekayaan Dae Han Group."
"Apa kau tidak memiliki sepupu atau saudara?" tanya Lee Seol.
"Aku bahkan tidak memiliki ayah. Sudah tidak ada kontak dengan ayahku sejak 20 tahun yang lalu." jawab Park Hae Young. "Saat dirimu terekspos umum dan semua hal pribadimu akan menjadi konsumsi publik, itu tidak hanya akan menjadi sangat buruk tapi juga menggganggu. Ada banyak reporter yang mengelili dan penculikan, dan tawaran-tawaran aneh untuk menjadi bodyguardku saat itu. Tapi, saat ini, kakek malah menyatakan kalau ia tidak akan membiarkan aku mendapatkan sepeser pun dari harta warisan. Haruskah aku marah, huh?"
Lee Seol mengerti dengan keadaan Park Hae Young, ia menepuk-nepuk kepala Park Hae Young. "Kau sudah melalui banyak hal yang sulit. Kau tau? Saat aku berumur 11 tahun. Saat ibuku membagi banyak sosis pada kakaku, aku merasa sangat iri. Dan saat aku pulang sekolah dan pintu rumah masih terkunci, aku juga merasa sangat khawatir. Dari situ, aku mengerti tentang kehidupan." jawab Lee Seol seraya tersenyum..
"Baiklah.. Bagaimana kalau kita menonton berita. Para reporter akan sangat cepat saat mempublikasikan berita yang mereka dapat." ucap Park Hae Young seraya menyalakan televisi.
"Woa.. kenapa mereka bisa siaran di tempat ramai seperti itu?" tanya Lee Seol heran.
Berita menyebutkan bahwa Park Hae Young membawa seorang wanita yang diduga merupakan Princess ke dalam sebuah hotel. Yang menjadi berita utama kali ini adalah saat Park Hae Young menyebutkan bahwa gadis yang bersamanya adalah tunangannya. Lee Seol yang mendengar hal itu terkejut, "Tunangan?" tanya Lee Seol. "Kau tidak ingin menjelaskannya?"
Park Hae Young salah tingkah, dan ia mulai berkilah, "Wohaa.. Akhir-akhir ini technologi semakin canggih, mereka sangat mahir sekarang." Park Hae Young mematikan TV dan berkata dengan pandangan tidak bersalah, "Itu bukan aku."
Lee Seol tertawa, "Bisa-bisanya kau berkata seperti itu, setelah melihat berita. Bagaimanapun krisisnya keadaan saat ini, sebaiknya kau tidak membuat hal semacam itu." Lee Seol teringat sesuatu. "OMO!! Aku butuh Laptop, akses internet di tempat ini bisa kan?"
Lee Seol mengecek website dan melihat ranking situs pencarian utama, "OMO!! Pencarian yang paling sering adalah tentang -gadis yang dipeluk.-"
Park Hae Young yang mendengar hal itu segera menghampiri Lee Seol, "Apa?"
"Kata kunci yang sering dicari adalah video -wanita yang dipeluk.-"
"Hey, siapa yang memeluk dirimu, aku hanya berusaha untuk melindungi."
"Cepat, kau harus membereskan ini, kau kan anak konglongmerat, kau pasti bisa mengatasi hal ini." ungkap Lee Seol.
"Aku bukan anak konglongmerat tapi.. cucu konglongmerat." jawab Park Hae Young.
"Kalau begitu, kalau begitu, telepon saja kakek dan minta padanya untuk mengatasi hal ini."
"Hey, kau pikir, kakek akan langsung menanggapi hal semacam ini?"
Di rumah, kakek geram karena berita yang beredar akhir-akhir ini. Ia marah besar. Ia menyalahkan Ayah Yoon Joo kenapa tidak bisa mengatasi hal semacam ini dan kenapa Park Hae Young sampai bisa mengatakan kalau Princess Lee Seola adalah tunangannya. Ayah Yoon Joo berkata kalau apa yang dilakukan Park Hae Young hanyalah untuk melindungi Princess Lee Seol.
Yoon Joo marah pada ayahnya. Selama hidup Ayahnya mengabdikan diri pada Keluar Kakek Park Hae Young tapi pada akhirnya, mereka tidak mendapatkan apapun. Yoon Joo tidak rela kalau ia tidak mendapat sepeser pun dari keluarga Park Hae Young. Ayah Yoon Joo hanya berkata bahwa ia melakukan segala karena ketulusan.
Untuk mempertahankan bagian warisan yang seharusnya ia pertahankan, Oh Yoon Joo mengadakan pertemuan dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Dan yap, mereka melakukan kerja sama.
Yoon Joo menemui Park Hae Young di hotel.
"Oh Yoon Joo, bagaimana kau bisa mengetahui aku berada di sini?" tanya Park Hae Young melihat kedatangan Oh Yoon Joo.
"Semua orang Korea mengetahui kalau kau ada di tempat ini." jawab Oh Yoon Joo.
Di waktu yang tidak diinginkan, Lee Seol keluar dari kamar. Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut putih. Lee Seol menguap dan berkata, "Jam berapa sekarang." Ia juga sangat terkejut saat mengetahui kedatangan Oh Yoon Joo.
"Kenapa kau keluar dari kamar dan menutupi tubuhmu dengan selimut?" tanya Park Hae Young mencoba untuk menutupi kekesalannya.
"Oh, saat aku tidur, aku kedinginan." jawab Lee Seol.
"Diluar sedang kacau dengan banyaknya reporter dan kau masih bisa tidur?" tanya Oh Yoon Joo.
Park Hae Young menjawab, "Dia baru saja berlarian dan merasa sangat lelah."
Lee Seol mengangguk-angguk. "Bagaimana kabarmu?" tanya Lee Seol ramah.
"Aku bahkan tidak pernah menanyakan -bagaimana kabarmu- ditengah situasi seperti ini." jawab Oh Yoon Joo.
"Dimana tempat kosong. Kita perlu bicara." ucap Oh Yoon Joo pada Park Hae Young. Oh Yoon Joo menatap tidak bersahabat ke arah Lee Seol.
Park Hae Young dan Oh Yoon Joo berbincang di dalam kamar. Tentu saja, di luar kamar, Lee Seol mencuri dengar pembicaraan mereka. Saat memasuki kamar, terlihat kecemburuan pada Oh Yoo Joo saat ia melihat kasur yang berantakan dan sweater Lee Seol yang tergeletak begitu saja diatas kasur.
"Jangan salah paham." ungkap Park Hae Young mencoba menjernihkan masalah.
"Duduklah." pinta Oh Yoon Joo. "Oppa, akhir-akhir aku sangat tidak menyukaimu. Kenapa kau mengumumkan pertunangan di media begitu saja? Walaupun hubungan kita seperti ini, tapi bukankah kita sudah terikat dalam tali pernikahan." Terikat dalam tali pernikahan (?) maksudnya ? Mereka saling mencintai dan hubungan mereka sangat serius. "Kau tau, hatiku sangat sakit."
"Maafkan aku." jawab Park Hae Young. "Aku akan menjelaskan semuanya."
Park Hae Young membuka pintu, Lee Seol yang sedang menyandarkan kepalanya di pintu, ia terjungkal dan terkejut.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Park Hae Young.
"Aigoo.. Kau seharusnya mengetuk pintu dulu sebelum kau masuk." jawab Lee Seol. Mengetuk pintu? Secara yang diluar siapa yang didalam siapa..
"Kau tau? Orang yang mengetuk pintu adalah seseorang yang sedang dalam posisi di luar ruangan." jawab Park Hae Young.
"A.. haa.." Lee Seol tertawa. "Tapi, kau memang melakukan hal itu dengan maksud tertentu kan?"
"Iya, aku penasaran kalau kau pasti akan menguping (?) pembicaraan kami." ungkap Park Hae Young.
"Tapi, aku kira kalian sedang membicarakan tentangku." jawab Lee Seol.
"Bagaimana bisa seperti itu. Bagaimana bisa kami membicarakanmu."
Di ruang tamu (masih di dalam kamar hotel), Lee Seol, Park Hae Young dan Oh Yoon Joo duduk bersama.
"Baiklah. Aku akan mulai memperkenalkan kalian. Ini adalah Oh Yoon Joo, tunanganku." Park Hae Young memperkenalkan Oh Yoon Joo pada Lee Seol.
"Hallo.. Apa kau masih ingat dengan first lovemu?" ucap Lee Seol begitu saja.
Park Hae Young menatapnya kesal.
"Apa??" tanya Oh Yoon Joo.
"Ah, tidak.. Semoga kalian bisa hidup berbahagia." jawab Lee Seol.
"Dan ini adalah seseorang yang dibanggakan kakek. Princess Lee Seol." Park Hae Young memperkenal Lee Seol pada Oh Yoon Joo.
Oh Yoon Joo terkejut saat mengetahui kalau yang ada dihadapannya saat ini adalah Princess Lee Seol. "Princess Lee Seol??"
"Sudah aku katakan, kalau aku bukan Princess." jawab Lee Seol pada Park Hae Young.
"Pada kondisi seperti ini kau tidak bisa mencegah hal itu. Dengan mengatakan ayahmu sebagai alasan, itu sama artinya kau menginginkan sesuatu yang lebih." ungkap Park Hae Young. Park Hae Young beranggapan kalau Lee Seol berpura-pura tidak menerima dirinya adalah seorang Princess, karena Lee Seol menginginkan hal yang lebih besar daripada menjadi seorang Princess.
Lee Seol menatap kesal ke arah Park Hae Young. Ia tidak habis pikir, Park Hae Young bisa berbicara seperti itu.
"Apa yang sangat kau inginkan? Hal apa yang dapat dijadikan pertukaran, antara yang kau inginkan, dengan kedudukan Princessmu itu?" tanya Park Hae Young. "Tulislah. Ah, kau mengatakan kalau kau ingin belajar ke luar negeri. Kami akan membuat hal itu menjadi kenyataan. Atau kau ingin mengadakan pesta tanpa diketahui siapapun? Saat kau memilih untuk pergi keluar negeri untuk belajar, kami akan mengurus data dan tentu saja mengurus keluargamu."
"Ya, dan kalau kau membutuhkan sesuatu, kau hanya tinggal memintanya." Oh Yoon Joo membantu Park Hae Young.
Dengan mengirim Lee Seol ke tempat dimana tak seorang pun dapat menemukannya, sama artinya bagi Park Hae Young dapat menyelamatkan harta warisannya. Menyembunyikan Lee Seol akan membuat warisan Park Hae Young kembali menjadi miliknya.
Lee Seol benar-benar dibuat kesal oleh Park Hae Young "Apa kau benar-benar akan memberikan semua yang aku inginkan? Semuanya?" tanya Lee Seol.
"Ya, kalau itu memungkinkan." jawab Park Hae Young.
"Baiklah.. Aku meminta semua harta warisanmu." ungkap Lee Seol.
Park Hae Young menatap, "Aku sedang tidak ingin bermain-main."
"Ini bukan main-main, ini serius." jawab Lee Seol.
Handphone Oh Yoon Joo berdering, ia mendapat telepon dari Ayahnya. Ayah Oh Yoon Joo menyuruh agar Park Hae Young membawa Princess Lee Seol untuk datang menemui Kakek.
Mengetahui hal itu, Lee Seol berakata, "Tidak, aku tidak akan melakukan hal itu. Lupakan saja. Aku akan pulang. Kalau kau tidak mengizinkanku pulang, aku akan telepon polisi."
"Sebentar. Kakek memintaku untuk membawamu. Kau bisa bertemu dengan ayahmu." Park Hae Young berbohong, ia berbohong agar Lee Seol mau ikut bersamanya untuk menemui Kakek. "Aku akan mengizinkanmu untuk bertemu dengan ayahmu."
Lee Seol yang mendengar hal itu, menahan tangisnya. "Benarkah? Aku akan bertemu dengannya."
Untuk menghindari kejaran Wartawan, Park Hae Young menggunakan Helikopter milik perusahaan Dae Han Group. Lee Seol berkata, "Whoa.. Kau memanggil Helikopter hanya agar para wartawan tidak mengikuti kita? Whoaa.. Helikopter ini memiliki skala yang sangat besar." Lee Seol takjub melihat helikopter yang mendarat di atap gedung.
Park Hae Young merapatkan sweater Lee Seol, dan ia berkata "Ayoo.."
"Kita akan benar-benar bertemu dengan ayahku kan?" tanya Lee Seol. Rasanya bercampur aduk, antara rindu dan senang. Air mata Lee Seol tertahan.
Helikopter itu mengingatkannya pada masa kecilnya, saat ia masih bersama ayahnya. Di sebuah pertambangan, ayah Lee Seol bekerja di sebuah pertambangan atau konstruksi bangunan ya, kayak konstruksi bangunan deh. Saat Lee Seol kecil ikut dengan ayahnya ke lahan tempat bekerja ayahnya. Mandor marah besar karena mengetahui bahwa Ayah Lee Seol membawa anaknya saat bekerja.
Kemudian di tempat itu juga, Lee Seol melihat helikopter yang mendarat.
Lee Seol mengingat sebagian dari masa kecilnya, ia menangis. Park Hae Young khawatir melihat Lee Seol menangis, "Kau baik-baik saja?"
"Kenapa aku seperti ini?" Lee Seol menghapus air matanya seraya tersenyum. "Kita bisa segera pergi." ucap Lee Seol.
Park Hae Young menggenggam tangan Lee Seol dan mereka mulai menaiki helikopter.
Para wartawan yang berada di luar hotel melihat helikopter, mereka kecewa karena Park Hae Young dan Lee Seol berhasil lolos dari mereka.
Lee Seol dan Park Hae Young menggunakan helikopter untuk menghindari wartawan. Helikopter itu mengantarkan mereka menuju sebuah makam. Untuk sampai ke makam, akses helikopter terpotong di lahan yang luas dan Lee Seol-Park Hae Young harus berjalan menaiki bukit. Lee Seol belum menyadari kalau ia akan menuju ke sebuah makam.
Di pintu masuk makam, Presiden (Kakek Park Hae Young) dan Ayah Yoon Joo menunggu Lee Seol. Kakek Park Hae Young membungkuk dan mengucapkan salam, "Kau sudah datang, Princess."
Lee Seol membalas salam dan tersenyum, "Tidak, kau tidak perlu melakukan hal seperti itu."
"Maafkan aku, Princess. Karena hari ini anda sudah mengalami banyak kejadian yang menyusahkan." ungkap Kakek Park Hae Young.
"Ah, tidak.. Park Hae Young menyediakan Helikopter untuk menghindari wartawan. Dan dari situ aku ingat kejadian masa kecilku. Saat itu angin yang sangat kencang dan bahkan aku bisa dibuat terbang oleh angin itu. Sebuah helikopter mendarat di sebuah lahan rekonstruksi, dan saat itu kau datang untuk menjemput ayahku." jawab Lee Seol. Ia tersenyum.
Kakek dan Ayah Oh Yoon Joo senang karena Lee Seol sedikit demi sedikit sudah bisa mengingat masa kecilnya.
"Sekarang dimana ayahku?" tanya Lee Seol.
Park Hae Young hanya bisa memperhatikannya tanpa banyak bicara. Ia juga mengetahui kalau Ayah Lee Seol sudah mati.
Kakek, Ayah Yoon Joo dan Park Hae Young mengantarkan Lee Seol ke sebuah makam yang terawat. Saat melihat gundukan makam, dengan enggan Lee Seol berjalan menghampirinya.
"Yang Mulia. Akhirnya aku bisa membawa Princess ke hadapanmu. Dan aku yang penuh dosa siap mati." ucap Kakek.
Lee Seol menyadari kalau makam itu adalah makam ayahnya.
"Ini adalah makam Kaisar Lee Yeong Chan." kata Ayah Yoon Joo.
Lee Seol tidak percaya, ia menangis seraya menghampiri Park Hae Young, "Kau bilang, kau akan mengizinkanku untuk bertemu ayahku.. Tidak, tidak mungkin. Semua ini tidak benar. Bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau ayahku masih hidup. Ada kesalahpahaman di sini. Aku akan pergi."
Park Hae Young menahan Lee Seol. "Tunggu. Aku harus melakukan hal ini. Kau tau, sudah sejak 20 tahun yang lalu aku harus menghormati makam itu tanpa tau siapa yang dikuburkan di dalamnya. Kalau kau tidak ada di sini, kakek tidak mungkin akan menceritakan hal yang sebenarnya. Biarkan aku mendengar kejadian yang sebenarnya."
"Maafkan aku, Princess. Semua ini adalah kesalahan." jawab Kakek seraya menangis.
Lee Seol teringat kembali disaat masa kecilnya. Dirinya dan Ayahnya dijemput oleh Kakek Park Hae Young. Di rumah Lee Seol, Kakek Park Hae Young menyerahkan sebuah tas bersejarah milik ratu MyenSeong. "Maafkan aku Yang Mulia. Baru saat ini aku bisa mengembalikan tas ini. Maafkan aku yang pendosa ini."
Ayah Lee Seol berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku bahkan sudah mengganti namaku dan menganggap bahwa aku sudah mati. Tapi, kalian masih bisa menemukanku. Presiden, apapun konflik yang terjadi antara kakekku dan presiden, aku benar-benar ingin melupakannya."
"Yang Mulia, sekarang saatnya anda dan Princess Lee Seol untuk kembali ke istana." jawab Kakek Park Hae Young.
Malam harinya, saat semua orang tidur. Ayah Lee Seol membereskan barang-barangnya. Ia membawa tas bersejarah milik Ratu Myenseong dan kemudian membangunkan Lee Seol yang tertidur nyenyak. Ayah Lee Seol memang benar-benar tidak ingin kembali ke istana, ia sudah cukup dengan hanya hidup sederhana bersama Lee Seol. Agar, para pengawal dan Kakek Park Hae Young tidak mengejar mereka. Ayah Lee Seol dan Lee Seol pergi dengan mengendap-endap.
Saat berlari, Lee Seol kecil berkata, "Ayah, ikat rambut strawberiku tertinggal." Ikat rambut strawbery milik Lee Seol tertinggal saat ia tidur.
"Aku akan membelikannya yang baru." jawab Ayah Lee Seol.
Lee Seol dan Ayahnya berlari, Ayah Lee Seol menghentikan langkahnya dan ia menyuruh Lee Seol untuk menunggu.
"Tunggu Ayah, Lee Seol." ucap Ayah. "Ayah akan kembali secepat mungkin."
"Benarkah, ayah akan kembali secepat mungkin?" tanya Lee Seol.
"Ya." ucap Ayah seraya tersenyum.
"Janji." Lee Seol menunjukkan kelingkingnya.
"Janji." dan mereka membuat kesepakatan dengan janji kelingking (?).
Ayah Lee Seol pergi dan tiba-tiba sebuah mobil menabraknya. Dan seketika itu juga, Ayah Lee Seol meninggal di tempat.
Kembali ke masa sekarang, Lee Seol menahan air matanya. Bagaimanapun juga ia tidak ingin mendengar cerita itu. "Orang-orang yang menceritakannya dan orang-orang yang ingin mendengarkannya apa kalian puas?" ucap Lee Seol.
Lee Seol berdiri dan beranjak pergi.
Tapi kemudian kakek berkata, "Yang Mulia, paling tidak berikan penghormatanmu pada Kaisar. Ia sudah lama sekali menunggu anda. Tidak masalah kalau Princess tidak memaafkanku, tapi sebaiknya anda memberikan penghormatan pada Kaisar."
"Ya, aku memang tidak akan memaafkanmu. Aku tidak akan melakukan apapun yang membuatmu senang. Itu artinya, aku juga tidak akan memberikan penghormatan pada makam Ayahku sendiri." jawab Lee Seol seraya pergi meninggalkan makam.
Kakek tidak bisa berbuat apa-apa.
Di depan sebuah Toko, Lee Seol duduk dan ia merenung. Park Hae Young menghampirinya dan memberikannya sebotol minuman.
Lee Seol menolak minuman itu, "Sudahlah, kau tidak usah berpura-pura kalau kau care padaku. Aku akan mati seperti ayahku, bukankah kau juga senang kalau aku tidak menjadi seorang princess."
Park Hae Young menjawab, "Apa aku perlu memberikanmu microphone agar kau bisa terus berbicara keras seperti itu dan membiarkan orang lain mendengarnya."
"Mulai saat ini, aku tidak akan melakukan hal yang disuruh oleh kakek. Aku akan melakukan apapun yang bertentangan dengan hal itu."
"Kau tau? Hal itu sangat tidak berguna dan sangat tidak memuaskan." jawab Park Hae Young. "Dan kalau kau melakukan hal itu, Ayahmu di sana, juga pasti akan sangat sedih. Apa kau ingin balas dendam pada kakek?"
Lee Seol hanya menatap Park Hae Young.
"Ada satu cara untuk balas dendam pada kakek. Dengan mengacaukan pembentukan kembali keluarga kerajaan."
"Kau benar-benar orang jahat. Kalau aku melakukan hal itu, itu sama artinya kau hanya ingin agar semua harta warisanmu terselamatkan bukan? Tapi, ada hal yang harus aku terima.." ucap Lee Seol. Lee Seol meminta pada Park Hae Young untuk memberikannya foto Ayahnya.
Park Hae Young menemui Ayah Yoon Joo. Ia meminta foto Ayah kandung Lee Seol karena Lee Seol menginginkannya. Ayah Yoon Joo segera memberikan copy-an foto itu. Ayah Yoon Joo juga meminta maaf pada Park Hae Young, karena ia tidak memberitahukan tentang semua hal itu terlebih dulu pada Park Hae Young, sehingga semua harta warisan Park Hae Young terancam hilang. Park Hae Young menjawab kalau semua ini adalah karena kakeknya yang keras kepala dan Ayah Yoon Joo tidak perlu meminta maaf padanya.
Lee Seol pergi ke kampus. Ia masuk ke ruang organisasi. Di ruang itu, kedua temannya segera meng-intorgasi Lee Seol. Terlebih saat Lee Seol mengatakan kalau ia akan cuti. Kedua temannya heboh mendengar kalau Lee Seol akan mengambil cuti, dan mereka beranggapan kalau Lee Seol akan menikah dengan Park Hae Young. Dengan cepat, Lee Seol menyanggah hal itu. Kedua teman Lee Seol menyarankan pada Lee Seol untuk tidak menerima uang dari keluarga Park Hae Young, karena uang itu tidak seberapa bila nantinya mereka akan menikah. Lee Seol menyetujui hal itu, ia berkata bahwa seharusnya ia mendapat sebuah cek kosong, sehingga ia bisa mengisi jumlah uang yang ia inginkan di dalam cek kosong itu.
Tiba-tiba Oh Yoon Joo datang dan ia masuk ke dalam ruang organisasi tanpa mengetuk pintu. Oh Yoon Joo yang sedikit mendengar pembicaraan Lee Seol, ia berkata, "Apa itu yang kau inginkan?"
Lee Seol dan Yoon Joo berbicara di resto kampus. Oh Yoon Joo menyerahkan banyak dokumen penting pada Lee Seol, dokumen tentang rencana Lee Seol untuk pergi ke luar negeri. Lee Seol menyetujui rencana dirinya untuk pergi ke Egypt.
"Whoaa.. Kau sangat cepat. Apa kau menyiapkan hal ini dalam waktu semalam?" tanya Lee Seol heran.
"Maafkan oppa kemarin. Aku mewakili Oppa meminta maaf padamu." ucap Oh Yoon Joo. "Oppa memang terlalu kasar padamu kemarin."
"Ah, tidak.." ucap Lee Seol.
"Mungkin, kau akan enggan untuk menghubungi Oppa, jadi kalau kau membutuhkan sesuatu kau bisa menghubungiku." Oh Yoon Joo tersenyum seraya memberikan kartu namanya.
"Aku sangat berterimakasih dengan apa yang sudah kau lakukan. Tapi, sepertinya aku harus membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan Park Hae Young." jawab Lee Seol.
"Aku dan Park Hae Young memiliki hubungan yang serius. Jadi, saat kau berbicara dengannya atau kau berbicara denganku, hal itu akan sama saja." jawab Oh Yoon Joo seraya tersenyum.
"Kau menjalin banyak hubungan serius dengan banyak orang.." ucap Lee Seol dengan polosnya.
"Apa maksudmu?"
"Kau juga menjalin hubungan dengan Profesor Nam Jung Woo kan?"
"Kau pasti mendengar rumor itu dari siswa yang lain."
"Semua orang di jurusanku mengetahui hal itu. Mereka bilang, kau adalah cinta pertama profesor."
"Itu hanya sekear rumor. Bahkan, orang-orang selalu menjadikanku sebagai bahan pembicaraan mereka."
"Park Hae Young sudah mengetahui hal itu, ia sudah mengetahui kalau kau dan Profesor Nam Jung woo memiliki hubungan serius. Aku yang memberitahukan hal itu pada Park Hae Young. Tapi, tenang. Bahkan Park Hae Youngpun tidak mempercayai hal itu." ungkap Lee Seol.
Oh Yoon Joo tersenyum, "Oppa memang memiliki hati yang lembut, dan tidak banyak orang yang mengetahui hal itu. Oppa bahkan melindungimu dengan sarung tangan yang lembut ketimbang menggunakan tinju yang kasar. Aku sangat menyukainya."
Lee Seol berjalan di koridor seraya memikirkan apa yang baru saja Oh Yoon Joo katakan. Kemudian, Profesor Nam Jung Woo melihatnya dari kejauhan dan menghampirinya.
"Apa yang membuatmu berpikir se-serius itu?" tanya Profesor Nam Jung Woo.
Panggilan Profesor Nam Jung Woo membuat Lee Seol sadar dari ke-termenung-an-nya, "Ah, profesor." ucap Lee Seol seraya tersenyum.
"Aku mendengar berita kalau kau dan cucu dari pemilik dari Dae Han group akan menikah?" tanya Profesor.
"Ah, tidak, tidak begitu. Siapa yang mau menikah dengan orang bodoh seperti itu. Lagi pula aku juga sudah mencintai orang lain." jawab Lee Seol dengan menutupi wajah malunya (?).
"Ah, aku tau.. Kalau kau tidak akan menikah dengan dengannya, jadi apa kau benar-benar seorang Princess?"
"Huh? Bagaimana kau bisa tau?"
"Benarkah?"
"Kau bisa jaga rahasiakan?"
Profesor Nam Jung Woo mengantarkan Lee Seol pulang. Ia diantar sampai di depan rumah kakaknya (Dan-ah). Profesor turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Lee Seol. Lee Seol membawa banyak buku.
"Profesor terimakasih, sudah meminjam buku-buku ini." ucap Lee Seol seraya tersenyum senang.
"Semua itu buku mahal jadi jangan tidur diatasnya." canda Profesor Nam Jung Woo.
"Profesor.." Lee Seol tergelak.
Mobil Park Hae Young terparkir tepat di belakang mobil Profesor Nam Jung Woo. Park Hae Young turun dari mobil dan berkata, "Sampai kapan kau akan berdiri disitu? Kenapa kau tidak segera kembali?" Park Hae Young menatap sinis pada Profesor Nam Jung Woo.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Lee Seol yang tidak menyukai kedatangan Park Hae Young.
"Apa maksudmu? Seorang profesor mengantarkan anak muridnya di tengah hari seperti ini." Park Hae Young mencoba memojokkan Profesor Nam Jung Woo.
"Jadi, maksudmu, ah. Aku kira, kau hanya mengantarkan seorang perempuan di tengah malam, benar?" jawab Profesor.
"Apa yang kau ketahui tentangku?"
"Kau adalah cucu dari pemilik Dae Han Group dan kau adalah orang yang sangat mengkhawatirkan harta warisanmu yang akan dibagikan ke Publik. Dan tentu saja kalian berdua tidak memiliki hubungan serius, Lee Seol bahkan menyukai orang lain." jawab Profesor Nam Jung Woo.
Park Hae Young menatap tidak bersahabat pada Profesor Nam Jung Woo. Tapi, kemudian tanpa sengaja Park Hae Young melihat Reporter Yoo Gi Gwang yang tengah me-wawancara-i Dan-ah (kakak Lee Seol.). Park Hae Young segera menarik tangan Lee Seol.
"Hei, kenapa kau mentapku seperti itu?" Lee Seol kira Park Hae Young tengah menatapnya, padahal Park Hae Young melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.
"Ayo kita pergi." suruh Park Hae Young.
"Kenapa?" tanya Lee Seol tidak mengerti.
"Bukankah itu kakakmu?" tanya Park Hae Young.
Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo segera melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.
Melihat hal itu, Lee Seol panik dan ia mengikuti Park Hae Young masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil, Park Hae Young berkata pada Profesor Nam Jung Woo, "Profesor kau juga harus pergi, cepat, cepat, cepat.." Profesor hanya menatap cemas ke arah Lee Seol.
Karena Dan-ah berada di kubu kontra (orang-orang yang tidak menyukai Lee Seol.), jadi semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Reporter Yoo Gi Gwang, hanya dijawabnya dengan bentakan. Haha..
Untuk menghindari kejaran dari wartawan, Lee Seol dan Park Hae Young pergi ke rumah Ibu Lee Seol. Rumah yang juga sekaligus penginapan itu berada jauh dari Seoul. Jadi, kecemasannya pada wartawan yang akan mengejar mereka menjadi berkurang.
Lee Seol mengintip dari kejauhan, ia tengah melihat kondisi rumahnya. Ia kemudian mengatakan pada Park Hae Young, "Sepertinya rumah aman. Ah, bagaimana bisa mereka menemukan rumahku.."
"Kau seharusnya khawatir tentang apa yang akan kakakmu katakan." jawab Park Hae Young.
"Tenang saja, kakakku tidak menyukaiku, jadi dia pasti akan berpura-pura tidak mengenalku. Tenang saja. Kalaupun ada seorang reporter yang mewawancarainya dan menanyakan tentang diriku, pasti dia akan berteriak dan marah."
"Seharusnya kau belajar darinya. Bagaimana bisa kau minta diantar oleh orang itu di tengah hari seperti ini. Kau tau, pria yang tidak baik adalah pria yang sepertinya terlihat tulus dan jujur, itu sangat berbahaya." Park Hae Young menyipitkan matanya.
Dan tiba-tiba, Ibu Lee Seol muncul dan kepalanya tiba-tiba membumbul (?) di kaca. haha..
"Dan seperti nya kau adalah tipe pria yang berbahaya itu." jawab Ibu Lee Seol.
Lee Seol panik, "Ibu bagaimana kau tau, kami datang?"
"Ah, aku mendengar suara mobil dari dalam dan aku kira ada seorang pengunjung. Kau memang seorang pengunjungkan?" tanya Ibu Lee Seol pada Park Hae Young.
Ibu Lee Seol curiga, "Siapa dia?" tanyanya pada Lee Seol.
"Ah, orang ini.. Orang ini.." Lee Seol gugup. "Ibu, apa kau tidak melihat berita?"
"Ah, kau ini, seperti tidak tau ibumu saja. Aku selalu mematikan TVku saat drama yang aku tonton selesai." jawab Ibu Lee Seol.
"Ah, benar-benar.." jawab Lee Seol.
"Jadi, siapa dia?"
"Dia? Dia hanya pejalan kaki, dan ia menanyakan tentang arah ke supermarket, jadi aku baru saja memberitahukan arah itu padanya."
"Tapi, aku melihatmu keluar dari mobil."
"Ah, kau pasti salah lihat, ibu."
"Sepertinya kalian memiliki hubungan khusus, kenapa kau berbohong?"
"Ah, tidak, aku tidak berbohong" jawab Lee Seol.
Ibu Lee Seol mendekatkan wajahnya pada Park Hae Young. "Aku tau, kau bukan tipe pria yang berbohong. Hmm.. Apabila ada orang tua yang sedang berbicara dan apa kau tidak ingin keluar dari mobilmu?"
Park Hae Young mengerti, tidak sopan bila ia duduk dan berbicara dengan orang tua yang sedang berdiri. "Baik, aku mengerti.." ucap Park Hae Young dengan salah tingkah.
Ibu Lee Seol penasaran dengan mobil mulus Park Hae Young, dan ia mulai meng-introgasi "Apa stiker penyewaannya sudah dicopot?" haha..
"Ah, ini memang mobilku sendiri."
"Benarkah? Apa kreditnya sudah lunas."
"Aku membayar tunai saat membelinya."
Mendengar hal itu, Ibu Lee Seol langsung tertawa terbahak.. Sumpah, ketawanya ibu Lee Seol buat yang denger ngakak. Ni ibu sama anak, sama-sama mata duitan dah..
Ibu Lee Seol melayani Park Hae Young dengan pelayanan kelas utama, ia juga tidak lupa untuk mengitrogasi Park Hae Young. Dari mana asal Park Hae Young, Siapa ayah Park Hae Young, ia kerja dimana, rumahnya bagaimana.. Haahaa.. Dengan salah tingkat, Park Hae Young dan Lee Seol saling menjawab pertanyaan Ibunya. Kadang jawaban mereka sama kadang juga bertentangan, hal itu membuat ibunya betambah penasaran.
Karena sudah dirasa cukup mendapatkan informasi dari Park Hae Young, Ibu Lee Seol menyuruh Park Hae Young untuk beristirahat. Ibu Lee Seol sudah mengetahui (setelah penjelasan panjang lebar) kalau Park Hae Young adalah seorang diplomat. Hanya itu. Haaha..
Ibu Lee Seol membiar Park Hae Young untuk beristirahat di kamar Lee Seol, karena ruang penginapan mereka sudah penuh dengan pengunjung yang menginap.
Lee Seol protes, "Ibu, kenapa kau juga harus menutup pintunya."
"Ah, kau ini. Udara di dalam kamar akan tercemar. Dan kau tau, kau harus selalu hangat." jawab Ibu pada Lee Seol.
"Selamat beristirahat," ucap Ibu sopan pada Park Hae Young. "Tenang saja, aku juga tau bagaimaan caranya mengetuk pintu."
Pintu ditutup dan Park Hae Young berkata, "Ah, seperti dia memang benar-benar ibumu. Sifat kalian tidak jauh berbeda. Coba kau test DNA, hasilnya pasti sama dengan ibumu."
"Sudahlah. Duduk, aku pusing melihatmu berkeliling seperti itu." jawab Lee Seol kesal.
"Kau menyuruhku duduk dimana?" Kamar sempit milik Lee Seol memang tidak memiliki ruang untuk duduk, haha.. kecuali duduk di pinggiran kasur.
Park Hae Young melihat-lihat barang-barang yang ada di kamar, kemudian ia menemukan album foto milik Lee Seol.
"Ah,, ini." ucap Park Hae Young.
"Hey, kau. Kau tidak boleh membuka album foto pribadi milik orang lain. Kembalikan." Lee Seol mencoba mengambil album fotonya.
"Hey, bukankah saat seorang tunangan datang ke rumah calonnya, ia akan diperlihatkan album bayi sang calon." jawab Park Hae Young. Park Hae Young mengangkat album foto itu tinggi-tinggi, sehingga Lee Seol tidak bisa meraihnya.
Lee Seol melonjat-lonjat untuk dapat mengambil kembali album fotonya, tapi, saat meloncat, Lee Seol tersandung dan jatuh tepat diatas badan Park Hae Young. Saat itu juga ibu datang dan melihat mereka dalam posisi seperti itu. Langsung saja, keduanya salah tingkah.
Lee Seol kesal, "Ibu, tadi kau bilang kau akan mengetuk pintu terlebih dulu?"
"Hey, aku memang mengatakan hal itu, tapi kau kan bukan anak kecil lagi, masa kau tidak tau bagaimana caranya untuk mengunci pintu. huh??"
"Sudahlah.. Rilex.." ucap Ibu dengan sopan pada Park Hae YOung.. "Rilex.."
Ibu pergi dan kembali menutup pintu.
Lee Seol dan Park Hae Young salah tingkah. Mereka duduk dipinggiran kasur. Lee Seol berhasil mendapatkan kembali album fotonya, ia mendekap album foto itu. Park Hae Young mengeluarkan sebuah foto dari kantong jasnya.
"Ini." Park Hae Young menyerahkan foto Ayah kandung Lee Seol.
"Kau datang ke sini hanya untuk memberikan ini?" tanya Lee Seol heran dan tersentuh.
"Ini foto original jadi jagalah dengan baik."
"Apa kau memberikan foto ini, agar aku bisa cepat mati?!"
"Hey, jangan konyol."
Lee Seol menatap foto itu dan ia merenung, kemudian berkata pada Park Hae Young, "Kapan aku harus berangkat?"
"Lebih cepat lebih baik." jawab Park Hae Young.
Yap, rencana Lee Seol untuk pergi ke Egypt akan segera terlaksana. Lee Seol menyiapkan semuanya, ia membuat surat untuk ibunya, membuat surat untuk profesor, merapikan kamar dan seluruh rumah, dan juga menyiapkan makan pagi special untuk ibunya. Lee Seol akan pergi tanpa berpamitan terlebih dulu dengan ibunya, jadi ia hanya akan meninggalkan surat untuk ibu.
Lee Seol sampai di bandara.
Di ruang tunggu, Lee Seol tengah menuliskan daftar barang-barang yang akan ia belikan untuk ibu dan kakaknya. Tidak berapa lama kemudian, Park Hae Young datang, dan ia langsung merebut catatan itu dari tangan Lee Seol.
Park Hae Young membacakan daftar yang dibuat Lee Seol, "Bikini, mouisturizer, sepatu, pakaian olah raga."
"Hey, kau.. Ini daftar barang-barang yang akan aku belikan untuk ibu dan kakakku." jawab Lee Seol, ia segera mengambil daftarnya dari tangan Park Hae Young.
"Hey, apa ibumu memakai bikini?" tanya Park Hae Young dengan tatapan polos. hehe.
"Itu.. Ish, Itu untuk kakaku."
"Sudahlah, kau bahkan tidak akan memiliki waktu untuk membeli semua itu. Berikan daftar itu padaku, aku yang akan membelikannya dengan kualitas yang bermerek dari Dae Han departement store."
"Benarkah, kau akan membelikannya.?"
Park Hae Young mengangguk.
Waktu untuk Lee Seol pergi sudah tiba. Lee Seol dan Park Hae Young mengantri tiket. Tapi tiba saat giliran Lee Seol untuk pengecekan tiket. Tanpa diduga, tiket Lee Seol ditolak oleh petugas bandara.
Bersambung.
credit; http://recap-koreandrama.blogspot.com/2011/01/sinopsis-my-princess-episode-3-part-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar