Sinopsis Brilliant Legacy Episode 26
Seung Mi sangat terkejut melihat Eun Woo keluar dari bar. Seung Mi hendak memanggil Eun Woo, "Eun Woo..." Namun, ia melihat Hwan berjalan di belakang Eun Woo.
Hwan merangkul pundak Eun Woo. "Kita pergi bersama!"
Eun Woo menunjuk ke arah jalan. "Susu cokelat. Kita harus beli di sana."
Seung Mi bersembunyi di balik tiang.
Hwan dan Eun Woo masuk ke supermarket dan membeli dua susu cokelat. Hwan melihat susu itu. "Kau cuma mau beli dua?" tanyanya.
Eun Woo: Jika aku minum lebih dari dua, perutku akan sakit. Kalau perutku sakit, aku tidak bisa makan.
Hwan tertawa. "Anak ini pandai."
Hwan menunggu Seung Mi di bar. Ponsel Hwan bergetar. Ia mengambil ponsel di sakunya dan melihat sms dari Seung Mi. "Kak, maaf. Temanku tidak membiarkan aku pergi, jadi aku tidak bisa bertemu denganmu."
Eun Sung memutuskan untuk menjual rumahnya dan pindah ke tempat lain. Ia berencana untuk bekerja di sebuah toko pizza. Ia ingin memulai lagi hidupnya dari awal.
Hye Ri: Lalu bagaimana dengan Hwan? Sejak kapan kau menyukainya?
Eun Sung menundukkan kepalanya, dan tersenyum tipis. "Aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu kenapa aku begini. Suatu ketika aku sadar, bahwa aku tertawa dan menangis karena dia. Aku bahagia karena dia dan aku terluka karena dia."
Seung Mi menemui ibunya. "Ibu, aku ingin bertanya, tolong jawab dengan jujur. Apa yang ibu lakukan pada Eun Woo?" tanyanya serius.
Sung Hee: Kenapa tiba-tiba kau menanyakan ini?
Seung Mi: Kemana ibu membawanya setelah ke Daegu?
Sung Hee: Kemana aku membawanya setelah ke Daegu.. Apa maksudmu?
Seung Mi: Apa ibu mengirimnya ke tempat lain?
Sung Hee bingung. "Kau pikir aku tidak punya perasaan? Aku membawa Eun Woo ke Daegu karena tempat itu aman. Aku tahu persis bahwa orang di sana baik. Karena itulah aku mengirimnya ke sana. Kau puas sekarang? Kenapa kau bertanya tentang Eun Woo?"
Seung Mi: Aku melihat Eun Woo.
Sung Hee menoleh dengan terkejut. "Kau melihat Eun Woo? Dimana dia sekarang?"
Seung Mi: Aku bersyukur dia masih sehat.
Sung Hee: Dimana kau melihatnya?
Seung Mi menangis. "Ibu, ayo kita kembalikan Eun Woo pada Eun Sung dan pergi. Aku tidak bisa melihat Eun Woo dibawa ke tempat lain lagi. Tidak, bahkan jika aku mati."
Sung Hee: Lalu? Kita kembalikan Eun Woo pada Eun Sung dan pergi? Pergi kemana?
Seung Mi: Kemana saja. Kita pergi dari Seoul. Aku tidak bisa memberikan Eun Woo pada orang lain lagi. Aku tidak akan melakukannya. Tidak, sampai aku mati. Jika aku melakukannya, aku pasti jadi gila.
Seung Mi bersikeras mengajak ibunya pergi, namun Sung Hee menolak.
Keesokkan paginya, Seung Mi tidak menemukan ibunya di rumah. Ternyata Sung Hee pergi melihat Eun Woo. Setelah itu, ia mencari Eun Sung dan mengajaknya bicara. Eun Sung berpura-pura tidak melihatnya dan terus berjalan.
Sung Hee: Ini tentang Eun Woo.
Eun Sung berhenti berjalan dan menoleh. "Kau bilang ini tentang Eun Woo. Ada apa?"
Sung Hee: Aku menemukan Eun Woo.
Eun Sung: Apa? Kau menemukan Eun Woo?
Sung Hee: Benar. Aku menyuruh orang untuk mencarinya.
Eun Sung: Kau benar-benar menemukannya?! Dimana? Dimana?
Sung Hee: Aku tidak bisa mengatakannya padamu sekarang.
Eun Sung: Kenapa kau tidak bisa mengatakannya? Apa yang akan kau lakukan sekarang?
Sung Hee: Jika kau berjanji untuk meninggalkan Korea bersama Eun Woo, aku akan mengatakannya padamu. Eun Sung, bawa Eun Woo ke Amerika. Pergilah, dan biarkan Eun Woo belajar tentang piano, dan kau juga bisa melanjutkan kuliahmu.
Eun Sung marah dan berkata keras, "Apa maksudmu? Apa kau benar-benar menemukan Eun Woo?"
Sung Hee tidak mengindahkan kata-katanya. Ia mengeluarkan buku rekening dari tasnya. "Aku akan mengembalikan semua uang ayahmu.Itu cukup untuk melanjutkan kuliahmu."
Eun Sung: Aku harus melihat Eun Woo dulu. Aku tidak akan mempercayai kata-katamu sampai aku melihat Eun Woo! Kau pikir aku bisa dibodohi lagi?
Sung Hee: Sebelum kau pergi, kau tidak akan bisa melihat Eun Woo.
Eun Sung setuju. "Tepati janjimu. Jika aku tidak melihat Eun Woo, aku akan kembali. Aku tidak akan melepaskanmu."
Sung Hee: Kita akan bertemu lagi lusa di Bandara Tokyo.
Sung Hee pergi dan menyuruh orang untuk membawa dan mengantarkan Eun Woo padanya lusa jam 8:30.
Eun Sung sedih karena ia harus pergi lusa. Ia mulai mendatangi orang-orang yang disayanginya untuk mengucapkan selamat tinggal secara tidak langsung.
Eun Sung datang untuk menemui Nenek Jang. Ia membelikan Nenek Jang topi.
Eun Sung: Nenek terlihat lebih kurus.
Nenek Jang: Kurus bagaimana? Ibunya Hwan memberiku makanan yang bergizi setiap hari.
Eun Sung berdiri dan memeluk Nenek Jang dari belakang. "Nenekku!"
Nenek Jang: Apa yang kau lakukan?
Eun Sung berkata sedih namun berusaha tetap terdengar ceria, "Nenek, kau harus sehat. Aku sudah tidak bekerja di perusahaan nenek lagi sekarang."
Nenek Jang: Hubungan seseorang tidak disatukan oleh darah, tapi disatukan oleh hati.
Eun Sung memeluk Nenek Jang sambil menangis. "Aku tahu." ujar Eun Sung.
Nenek Jang: Tunggu sebentar lagi. Kebenaran akan terungkap dan segalanya akan membaik.
Eun Sung: Ya.
Eun Sung keluar dari ruangan Nenek dan bertemu dengan Hwan. Hwan mengantarnya keluar rumah. "Besok kan hari libur, kau tidak akan melakukan apa-apa, kan? Apa mau main denganku?" ujar Eun Seung ceria.
Hwan melotot, terkejut.
Eun Sung pergi ke restoran Jun Se dan membereskan selebaran-selebaran dan foto Eun Woo yang dipajang di sana. Jun Se terkejut dan bertanya pada Hye Ri. Tiba-tiba Eun Sung keluar dari dalam restoran.
Eun Sung: Kakak... Sebenarnya aku ingin membereskan ini sebelum kau kembali. Maafkan aku. Tidak ada gunanya memasang foto Eun Woo di sana.
Jun Se: Eun Sung, kau kasar sekali.
Eun Sung: Jangan bilang begitu. Aku kan sudah minta maaf. Aku juga sudah bilang terima kasih. Kau tidak boleh terluka karena aku. Aku tidak melakukan ini untuk menyakitimu.
Jun Se: Lalu kenapa kau lakukan ini?
Eun Sung: Kau melakukan semua ini untukku. Jika aku meninggalkan foto-foto itu di sini....
Jun Se: Kau tidak mau memberi tahu alasanmu.
Eun Sung: Kau akan tahu nanti. Aku sangat berharap kakak bisa bahagia, sekarang, di sini.
Eun Sung mencoba tersenyum. Ia berkata dalam hati, "Kakak, jaga diri."
Eun Sung seperti mencari sesuatu di rumahnya. Hye Ri bertanya, "Apa yang kau cari? Aku akan membersihkan rumah ini."
Eun Sung: Kurasa aku meletakkan passport-ku disini.
Hye Ri: Passport? Aku menyimpannya bersama passport-ku. Itu, ada di rak atas.
Eun Sung mengambilnya. Eun Sung tersenyum dan berkata pada Hye Ri, "Kapan-kapan... kita harus bertemu dan berlibur bersama."
Hwa sibuk memilih baju yang akan dipakainya saat berkencan dengan Eun Sung. Eun Sung juga berdandan habis-habisan untuk kencannya itu.
Hwan menunggu Eun Sung. Ia bergumam sendiri, berpikir kenapa Eun Sung datang terlambat. Ia menoleh dan melihat Eun Sung bersembunyi di balik tiang.
Eun Sung tersenyum dan berjalan mendekatinya. Hwan terpesona melihat Eun Sung, namun berlagak cuek.
Hwan: Kenapa kau berjalan angkuh sekali padahal kau datang terlambat? Apa yang kau lakukan? Apa hobbymu bersembunyi?
Eun Sung: Oh... Itu.. Bukan begitu...
Hwan: Lalu kenapa kau bersembunyi?
Eun Sung: Aku hanya ingin datang terlambat 10 menit. Seorang gadis biasanya datang 10 menit lebih lambat dari jam janjian.
Hwan: Siapa yang bilang?
Eun Sung: Teman lamaku saat kelas 3 SMA.
Hwan: Kelas 3 SMA? Jadi kau tidak pernah berkencan lagi sejak kelas 3 SMA?
Eun Sung: Pokoknya, ini kencan pertamaku di Korea, jadi aku ingin melakukan apapun yang dilakukan oleh orang lain.
Hwan dan Eun Sung pergi ke bioskop. Eun Sung membayar tiket bioskop dan Hwan membayar poopcorn, cola dan nachos. Eun Sung ingin menonton film horor. Eun Sung ketakutan melihat salah satu adegan. Ia bersembunyi dan menangis di bahu Hwan. Sebenarnya Eun Sung menangis bukan karena film horornya, tapi karena akan berpisah dengan Hwan.
Setelah menonton, mereka pergi makan di sebuah restoran. Eun Sung menyuapi Hwan makan, begitu pula sebaliknya. Huu,, co cweet..
Hwan dan Eun Sung kemudian berjalan-jalan di kota. Mereka membeli gulali dan melihat atraksi badut. Hwan kesal melihat badut itu memberikan bunga pada Eun Sung.
Hwan menggandeng tangan Eun Sung. Mereka pergi ke tempat penggambar karikatur. Eun Sung meminta Hwan duduk diam agar bisa digambar. Eun Sung menahan tangisnya.
Hwan mengantar Eun Sung pulang. "Kenapa kau ingin melakukan semuanya dalam sehari?" tanya Hwan.
Eun Sung tiba-tiba mendekati Hwan dan berkata ceria, "Haruskah kita berciuman juga?"
Hwan terdiam. Eun Sung tertawa, "Aku hanya bercanda."
Hwan: Aku juga tidak mau. Kita kan bukan sedang berkencan betulan. Kita hanya mengikuti apa yang orang lain lakukan.
Eun Sung memasang tampang sedih. Hwan buru-buru berkata, "Tapi bukan berarti aku tidak menyukainya. Karena kau yang membuat rencana hari ini, aku akan membuat rencana juga lain waktu.
Eun Sung: Apa yang ingin kau lakukan?
Hwan: Aku tidak akan mengatakannya.
Eun Sung berkata dengan nada bercanda, "Aku tidak bilang aku ingin pergi. Setelah kau mengantarku pulang, semuanya akan berakhir."
Eun Sung melepaskan gandengan tangan mereka.
Hwan: Sampai bertemu besok.
Eun Sung berkata pelan seraya menangis dan melambai pada Hwan, "Aku akan pergi. Jaga dirimu. Selamat tinggal."
Nenek Jang mengetahui hal tentang Seung Mi. Tentang ayah Seung Mi dan bahwa ibunya-lah yang memulai segalanya. Seung Mi hanya terjebak di tengah-tengah. Ia memikirkan apa yang akan ia lakukan.
Eun Sung menemui Manajer Lee untuk menyerahkan surat pengunduran diri.
Eun Woo pergi berjalan seorang diri. Orang suruhan Sung Hee mengikutinya. "Go Eun Woo, kakakmu memintaku memberikan ini." Ia memberikan susu cokelat pada Eun Woo sehingga Eun Woo mau ikut dengannya.
Manajer Lee memberi tahu Hwan bahwa Eun Sung menemuinya tadi malam dan menyerahkan surat pengunduran diri. Hwan menelepon Eun Sung, tapi teleponnya tidak aktif. Hwan mencari Eun Sung di rumahnya, tapi ibu pemilik rumah mengatakan Eun Sung pergi membawa koper besar.
Hwan cemas. Ia menelepon Hye Ri, "Eun Sung pergi kemana?"
Hye Ri bingung. "Apa yang terjadi?" tanyanya. "Apa?! Eun Sung pergi?" Hye Ri teringat saat Eun Sung mencari passportnya.
Hwan: Passport?
Hwan bergegas pergi ke airport.
Eun Woo melarikan diri dari orang suruhan Sung Hee.
Go Pyung Joong menemui Jun Se. Ia menceritakan segalanya tentang dirinya. Mulai dari dia dirampok dan dikira meninggal karena ledakan gas.
Hye Ri menatap Pyung Joong, merasa ia pernah melihat Pyung Joong di suatu tempat.
Jun Se menyadari sesuatu. "Paman, apakau kau bekerja di perusahaan konstruksi?
Pyung Joong: Dari mana kau tahu?
Hye Ri terperanjat dan berteriak, "Ayah!"
Jun Se: Paman, apakah putrimu bernama Eun Sung?
Pyung Joong: Kau mengenal Eun Sung?
Jun Se dan Pyung Joong bergegas pergi ke airport.
Hwan berteriak-teriak di airport memanggil Eun Sung. "Go Eun Sung! Go Eun Sung!"
Eun Sung hendak masuk ke peron. "Eun Sung!" tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil namanya. Eun Sung mencoba menghindari, tapi Hwan menarik tangannya.
Eun Sung: Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!
Jun Se dan Pyung Joong berpencar mencari Eun Sung. Jun Se menemukan Eun Sung terlebih dahulu.
Jun Se: Eun Sung, jangan terkejut dan dengarkan baik-baik. Ayahmu tidak meninggal.
Eun Sung: Apa maksudmu, Kak?
Jun Se: Ayahmu... Ayahmu Go Pyung Joong.. Dia masih hidup.
Eun Sung terkejut, ia tidak bisa berkata apa-apa. Sepertinya masih tidak percaya.
Pyung Joong berlari dan melihat Eun Sung. Eun Sung pun melihat ayahnya.
Pyung Joong: Eun Sung... Ini ayah...
Eun Sung menjatuhkan passportnya. "A... ayah!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar