Minggu, 28 Februari 2010

Sinopsis JUMONG Episode 4

Geum-wa mengarahkan pedang kepada anaknya Jumong, “Kau bajingan. Bagaimana bisa seorang pangeran enak-enakan dengan pendeta di waktu upacara! Akan Kupenggal kepalamu”, kata Geum-wa. Jumong berusaha membela diri. Geum-wa berterus terang mengenai harapannya kepada Jumong, dia juga bertanya apakah tidak kasihan kepada Ibunya. Jumong meminta maaf atas kesalahannya itu. Selir Yooh-wa, Ibu Jumong berlari dan langsung berlutut di sebelah Jumong. “Yang Mulia, Jangan biarkan kami menambah malu kerajaan. Yang Mulia, Izinkan kami meninggalkan kerajaan.”, kata selir Yooh-wa. Jumong terkejut mendengar perkataan Ibunya mengenai meninggalkan istana. Selir Yooh-wa juga menjelaskan bahwa dia lah yang bersalah karena dia tidak mampu membesarkan anaknya, kekurangmampuannya itu menjadikan anaknya sebagai seorang pengecut dan bertingkah tidak seperti pangeran.

Geum-wa memutuskan untuk memberikan hukuman 20 kali pukulan, namun Dae-so memohonkan keringanan untuk adiknya itu karena tidak ada orang yang mampu bertahan dalam hukuman itu, selain itu Jumong juga akan menemaninya mencari busur yang perjalanannya jauh. Ayahnya menyetujui hal itu, dia meninggalkan tempat itu disusul istrinya. Jumong berterima kasih kepada Dae-so dalam hal ini. Selir Yooh-wa meninggalkan tempat itu tanpa berkata apa-apa kepada anaknya, matanya berlinangan air mata karena kesalahan yang dibuat anaknya itu.

Yeo Mi-Eul mendekati Perdana Menteri (dulunya menjabat duta besar), “Apa kamu masih berpendapat bahwa Pangeran Jumong adalah darah daging Hae Mosu?”, tanya Yeo Mi-Eul. “Kalau dia benar darah daging Hae Mosu, bukanya dia? Mungkin penilaianku selama ini salah.”, kata Perdana Menteri. Yeo Mi-Eul meninggalkan perdana menteri yang masih melihat kepergian Jumong.

PDVD 000Ratu, Pangeran Dae-so, dan Young-po membahas masalah itu. Ratu bertanya kenapa Dae-so melakukan hal itu kepada Jumong. Dae-so memberikan sebuah alasan yang cukup masuk akal, karena 20 pukulan dapat menyebabkan Jumong tidak akan dapat berjalan lagi. Selain itu Dae-so juga mempunyai maksud lain, karena apabila Jumong saat ini dihukum 20 kali pukulan maka tidak hanya dia akan kelihangan kemampuan berjalannya, namun lebih jauh lagi dia ingin mengusir Jumong dari istana. Apabila dia di pukul 20 kali dan kehilangan kemampuan berjalannya, maka untuk selamanya dia akan berada dalam istana dan juga akan mendapatkan perlindungan dari Raja untuk selamanya.

Jumong meminta maaf kepada ibunya karena ulahnya itu, dia bertanya apa yang terjadi kepada Bu-Young. “Dia mendapatkan pukulan 10 kali dan juga di usir dari istana.”, kata selir Yooh-wa. Ibunya bertanya apakah sekarang dia tahu akibat dari perbuatannya itu. Ibu Jumong meminta jumong untuk segera beristirahat karena besok dia akan mulai perjalanan untuk mencari busur DaMul. Busur Dalmu merupakan busur yang digunakan oleh nenek moyang mereka untuk mendirikan BuYeo. Dae-so, Young-po dan Ju-Moong berkumpul di istana untuk mendengarkan petunjuk dari ayahnya mengenai perjalanan ini. Mereka bertiga berangkat bersama-sama. Mereka berjalan melewati bermacam-macam medan.

PDVD 007Mereka bertiga berhenti untuk beristirahat dan mengecek peta perjalanan itu. Dae-so dan Young-po sedang mendiskusikan peta perjalanan mereka. Sedangkan Jumong sedang mengambil air karena kehausan. Jumong memberikannya kepada kakaknya Dae-so untuk mencobanya, setelah menegak air itu Dae-so benar-benar menungkapkan kesegaran air itu, dia kemudian memberikannya kepada adiknya Young-po untuk mencoba kesegarannya. Young-po berpendapat sama dengan Dae-so mengenai kesegaran air itu, dia memberikannya kepada adiknya Jumong untuk mencobanya dan dia mengucapkan terima kasih kepada adiknya atas air itu. Mereka pun melanjutkan kembali perjalanan itu.

Malam pun tiba, mereka beristirahat sejenak dan makan malam. Dae-so meminta adiknya untuk memimpin mereka besok. Jumong yang berada di depan berusaha mencari arah untuk perjalanan mereka, Jumong berada dalam hutan berkabut. Jumong berada di depan sekitar 5 sampai 10 meter di depannya. Dae-so dan Young-po berjalan dengan sangat pelan, ketika Dae-so bertanya apakah dia kesulitan untuk mencari jalan, Jumong mencoba menutupinya. Dia terus berjalan, kedua kakaknya memanfaatkan hal itu untuk meninggalkan Jumong secara diam-diam. Jumong memanggil-manggil kedua kakaknya, namun tidak ada jawaban sama sekali. Jumong yang panik karena ditinggalkan kedua kakaknya, jatuh terperangkap dalam pasir hisap. Dia tenggelam pelan-pelan, walau pun dia berteriak-teriak sampai hanya kepalanya yang terlihat namun tetap belum ada orang yang menolongnya. Jumong yang terhisap dan sekarang kepalanya pun sudah ikut tenggelam, dia hanya bisa mengulurkan tangannya keatas. Saat itu sebuah cambuk mengenai tangannya dan ada orang yang menariknya, yaitu So Seo-no dan juga salah satu pembantunya. Jumong berhasil ditarik keluar dari pasir hisap itu. So Seo-no mencoba memeriksa apakah Jumong masih hidup atau tidak, dan ternyata Jumong masih selamat karena hisapan pasir tersebut.

PDVD 011Begitu terbangun dari tidurnya Jumong sudah berada dalam sebuah tenda bersama dengan beberapa kelompok pedagang. So Seo-no sedang mengikat kudanya ketika dia melihat Jumong berjalan kebingugan. Dia memanggilnya, namun Jumong tidak menaruh rasa hormat kepadanya, dia hampir mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pangeran Buyeo, namun tidak tidak jadi mengatakannya. Perlakuan So Seo-no membuatnya emosi, dia mencoba menyerangnya. So Seo-no mengambil cambuknya, topinya terurai dan Jumong melihatnya adalah seorang wanita. So Seo-no memerintahkan anak buahnya untuk mengikat Jumong. Ketika perjalanan keesokan harinya Jumong berjalan terikat bersama dengan rombongan perdagangan So Seo-no. Jumong mencoba PDVD 019 untuk melarikan diri dari kelompok itu, namun dia tidak dapat melakukannya. Jumong bertanya kepada So Seo-no kenapa dia mengikatnya seperti itu, apa kesalahan yang telah dilakukan Jumong. Jawaban So Seo-no sangat sederhana bahwa dia berhutang nyawa dengannya, dan untuk menebusnya dia akan di jual. Namun tentu saja Jumong protes terhadap hal itu karena dia masih mempunyai tugas yang harus ia selesaikan, dia berusaha bernegosiasi dengan meminta waktu beberapa hari untuk menyelesaikan tugasnya itu dan kembali lagi kepada mereka untuk menyelesaikan hutannya itu. Namun So Seo-no justru tertawa karena menyangka bahwa dirinya (jumong) akan melarikan diri, dia bertanya apakah itu siasat terbaik yang dimilikinya untuk meloloskan diri. So Seo-no berjalan kembali dan seluruh rombongannya ikut bersamanya, seorang pelayan Yeon ta-bal lah yang melepaskan ikatan Jumong.

PDVD 021Dae-so dan Young-po sudah melihat lokasi gunung yang menjadi tempat disembunyikannya busur panah milik nenek moyang Buyeo. Mereka akan tiba di tujuan mereka sebentar lagi. Sedangkan Jumong masih bersama dengan rombongan dagang yang dipimpin oleh So Seo-no, mereka berada di sebuah pegunungan yang cukup tandus untuk melakukan sebuah perdagangan. So Seo-no bertemu dengan sekelompok prajurit, mereka akan melakukan transaksi 2 kilogram emas untuk 40 pedang dan 40 tombak. Pembeli mengatakan mereka sepakat untuk melakukan transaksi itu, namun pihak pembeli yang memulai serangan kepada kelompok So Seo-no. Pembeli itu kalah dan So Seo-no meminta anak buahnya untuk membunuh mereka semua. Namun, dia menolaknya dan meminta So Seo-no membunuhnya sendiri. So Seo-no akhirnya meminta mereka untuk meninggalkan tempat itu dan memutuskan untuk tidak melakukan perdagangan dengan kelompok mereka lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANGAN LUPA FOLLOW ya...

sinopsis drama, info music dan film korea

patrarush.blogspot.com